Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surabaya yang menjadi peserta Kampus Mengajar Angkatan 2 telah berhasil mengadakan penyuluhan pencegahan HIV/AIDS di SDN Dupak I Surabaya. Kegiatan penyuluhan pencegahan HIV/AIDS ini merupakan salah satu program kerja mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya dan tim yang berpenempatan di SD Negeri Dupak I. Kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka yang diikuti oleh siswa kelas VI. Tema dari kegiatan ini yaitu " HIV/AIDS dan Bahaya Pergaulan Bebas"
Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah. Program ini diluncurkan oleh Kemendikbudristek dan telah memasuki Angkatan kedua. Ada beberapa poin penting yang harus dilaksanakan mahasiswa dalam program Kampus Mengajar, yaitu meningkatkan literasi dan numerasi siswa, membantu adaptasi teknologi, dan administrasi manajerial.
Kegiatan yang selama 4,5 bulan mahasiswa lakukan yaitu meliputi mengajar untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa, membantu guru dalam hal adaptasi teknologi karena pembelajaran kelas 1-5 masih daring, dan membantu administrasi manajerial dengan membuat perangkat pembelajaran serta pengindukan buku perpustakaan yang salah satunya akan digunakan sebagai penilaian akreditasi sekolah, serta mendukung kegiatan sekolah lainnya.
Oleh karenanya, selain itu mahasiswa juga melaksanakan beberapa program kerja. Penyuluhan HIV/AIDS ini merupakan salah satu program yang diusung mahasiswa selama penugasan. Dalam kegiatan ini siswa dikenalkan tentang apa itu virus HIV/AIDS meliputi pengertian, perbedaan, gejala, perilaku, pencegahan, dan lain-lain. Ternyata banyak siswa belum mengetahui penyakit menular ini.
Kegiatan penyuluhan ini berlangsung pada tanggal 11 Oktober 2021 dan dilaksanakan selama 4 hari berturut, sebab masih diberlakukannya pembagian kelas online dan offline. "Kami mahasiswa Kampus Mengajar 2 melakukan pembagian per kelas dengan diisi 1-2 mahasiswa saat melakukan penyuluhan. Hal pertama yang kami lakukan yakni dengan melakukan interaksi berupa tanya jawab agar mudah diterima siswa dan membangun minat serta rasa ingin tahunya. Kemudian, menjelaskan materi tentang HIV/AIDS dan bahaya pergaulan bebas. Mayoritas siswa kelas VI belum pernah mendengar apa itu HIV/AIDS, sehingga mereka aktif bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi" Ujar Sherli peserta mahasiswa KM 2.
Penyuluhan HIV AIDS juga didukung oleh guru pamong serta guru kelas VI SDN Dupak I. "Program kerja ini bagus sekali, karena belum ada penyuluhan HIV AIDS yang dilakukan sebelumnya. Apalagi ditengah pandemi, mungkin banyak siswa yang masih asing mendengar HIV/AIDS. Terlebih pemateri adalah mahasiswa, jadi siswa akan lebih nyaman dan tidak terlalu canggung saat dijelaskan tentang HIV/AIDS dan bahaya pergaulan bebas" terang Bapak Saiful guru PAI sekaligus pamong KM2 SDN Dupak I.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H