Mohon tunggu...
Politik

Khalayak Tak Lagi Jadi "Silent Reader" Komunikasi Politik

7 September 2016   16:59 Diperbarui: 10 September 2016   07:17 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum kita kenal khalayak di komunikasi politik, kita kenali dulu apa itu komunikasi politik?

Nah, komunikasi politik terdiri dari dua kata yaitu komunikasi dan politik. Pertama, apa itu komunikasi? Komunikasi menurut Joseph  A Devito ialah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok orang-orang kecil dengan beberapa efek, dan apa itu politik? Politik ialah tahapan dimana untuk membentuk atau membangun posisi-posisi kekuasaan didalam masyarakat yang berguna sebagai pengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan kondisi masyarakat.

Jadi demikian komunikasi politik adalah komunikasi atau penyampaian pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik atau berkaitan dengan kekuatan pemerintahan dan kebijakan pemerintah.

Komunikasi politik umumnya mempunyai 6 unsur komunikasi, yang terdiri dari;  pertama yaitu komunikator, yang kita ketahui sebagai sang pengirim pesan, yang ke dua Pesan, adalah informasi atau isi yang akan disampaikan komunikator melalui media, ke tiga media, yaitu sebuah sarana atau alat dalam berbagai bentuk sebagai pembantu kita untuk menyampaikan pesan kepada sang penerima pesan, dan yang ke empat unsur yang akan kita bahas nantinya , yaitu khalayak ramai atau sang penerima pesan sering di sebut juga sebagai komunikan, unsur kelima adalah efek, pengaruh yang di dapat pada saat komunikasi terjadi,pengaruh inilah yang memungkinkan munculnya sebuah sikap, pikiran, dan perilaku terhadap isu atau pesan yang diterima, dan yang terakhir ialah feedback atau umpan balik yang diberikan kepada sang penerima pesan, atau merupakan tindakan yang muncul setelah efek komunikasi berlangsung pada khalayak atau penerima pesan. Umpan balik diperlukan untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah pesan yang didistribukan.

Khalayak komunikasi politik menurut pemahaman Denis McQuaill menyatakan bahwa khalayak bukan lagi sekedar tujuan atau sasaran informasi komunikator, melainkan sudah mengalami perubahan besar. Pemahaman terhadap khalayak telah mengalami perubahan, sebelumnya pada masa awal perkembangan model dan teori komunikasi, khalayak bersifat pasif yaitu pihak yang tidak mempunyai kekuasaan atau daya tawar dalam proses komunikasi,kemudian berubah menjadi pihak yang aktif, serta memiliki kekuasaan untuk menyeleksi media berikut isinya.

Dilihat pada saat sekarang ini khalayak ramai yang memiliki peran dalam komunikasi politik yaitu sebagai publik pemerhati, publik umum, dan publik kebijakan sedang menjalankan perannya, di kutip di laman detik.com Jakarta- Pendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini maju Pilgub DKI. Kali ini giliran kelompok warga yang menamakan dirinya Penggaris (Penggerak Risma) ikut mendeklarasikan diri mendukung Risma maju Pilgub DKI 2017.”

Jelas terlihat khalayak ramai sekarng ini telah sadar akan perannya dalam permainan komunikasi politik sekarang . Mereka yang terdiri dari sekelompok warga yang mendukung salah satu kandidat Pilgub DKI 2017 yang menamai kelompok mereka dengan sebutan “penggaris” (penggerak Risma) yang mendukung Risma sebagai calon gubernur DKI Jakarta periode 2017 ini sudah nyaman berperan sebagai komunikan sebuah komunikasi politilk.

Dengan begitu, keikutsertaan mereka mebuktikan bahwa khalayak ramai sekarang ini tidak sebagai komunikan yang hanya memerhatikan saja tanpa bersuara atau kita sering mendengar isitilah ‘silent reader’ menyaksikan pertunjukan politik yang semestinya mempengaruhi pola pikir khalayak agar memihak dalam permainan politik.

Ini semestinya mejadi pertanda baik demi kemajuan komunikasi politik di negara ini jika di lakukan dengan bijak tanpa adanya latar belakang yang hanya mementingkan keuntungan sepihak saja . semoga nantinya tidak ada lagi “silent Reader “ lain di komunikasi politik Indonesia.

sumber online

Buku Komunikasi politik, Dr. Umaimah Wahid:2011

 

Nama                   : Sherla Oktarina

Nim                      : 07031181520052

Jurusan                : Ilmu Komunikasi (B) / Indralaya

Kampus               : Universitas Sriwijaya (Indralaya)

Mata Kuliah         : Komunikasi Politik

Dosen Pengasuh   : Nur Aslamiah Supli, BIAM,M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun