Pandemi Covid-19 masih menjadi permasalahan yang sangat penting khususnya di Indonesia. Penyebarannya yang semakin luas tentu berdampak pada berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan. Sudah 1 tahun lebih institusi pendidikan terpaksa ditutup dan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau online.Â
Hal ini menjadi tantangan besar bagi guru, peserta didik, dan orang tua/wali murid yang perlu beradaptasi, baik dari segi metode maupun media pembelajaran yang digunakan. Â Perubahan sistem pembelajaran online tidak selalu berjalan dengan lancar dan tentunya banyak ditemukan kendala yang menghambat kegiatan pembelajaran online.Â
Beberapa upaya telah dilakukan oleh pendidik dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pembelajaran online agar peserta didik tetap mendapatkan hak belajarnya.
Seluruh instansi mendukung penuh segala upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, begitu pun dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Â menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 2021 yang mengangkat tema Membangun Desa melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi pada Masa Pandemi. Kegiatan ini dilakukan secara daring selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 1-31 Juli 2021 di wilayah domisili masing-masing mashasiswa UPI.
Sherin Nadhifa Salsabila, mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPI Kampus Cibiru yang merupakan anggota kelompok 3 dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Yona Wahyuningsih, M.Pd. Lokasi kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Sherin berada di Babelan Kota, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan  mitra sekolah yang dipilihnya adalah SDIT Al-Fattah yang beralamat di Wahana Pondok Ungu, Blok E, No. 2,3,4.Â
Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Setelah melihat kondisi sekolah dan melakukan wawancara dengan Bu Harmita selaku kepala sekolah sekaligus wali kelas 4 SDIT Al-Fattah, kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring melalui WhatsApp saja, karena tidak semua siswa maupun orang tua/wali murid bisa mengakses selain daripada WhatsApp, lalu keterbatasan ekonomi juga menjadi faktor utama yang mana masih ada orang tua/wali murid yang belum memiliki gadget atau smartphone yang mendukung kegiatan pembelajaran secara online.Â
Hal serupa juga dialami oleh guru wali kelas 1, Bu Ria. Beliau mengatakan bahwa saat ini kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring melalui WhatsApp. Akan tetapi tidak sekedar memberikan tugas kepada siswa, guru juga memberikan pemahaman dengan mengirimkan materi pelajaran yang dikemas dalam sebuah audio lalu disebarkan melalui WhatsApp Group.
Dari hasil diskusi bersama Bu Harmita dan Bu Ria, diketahui bahwa media pembelajaran berbasis digital sangat diperlukan khususnya di masa pandemi Covid-19. Sherin melakukan pendampingan terhadap guru tersebut dengan pembuatan media pembelajaran berbasis digital yaitu PPT interaktif.Â