Mohon tunggu...
Sheren FadillahArnanda
Sheren FadillahArnanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang 2018

ig : sherenarn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PMM UMM, Ikut Serta Dalam Upacara Satu Suro di Desa Mangliawan

28 Agustus 2021   14:58 Diperbarui: 28 Agustus 2021   15:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upacara perayaan satu suro di wisata Pemandian Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kamis (19/08/2021). Masyarakat Desa Mangaliawan Kabupatan Malang Kecamatan Pakis masih melakukan upacara satu suro. Hal ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Biasanya dilakukan pada malam 1 Muharam atau dalam kalender jawa dikenal sebagai bulan suro.

Ritual tersebut dilakukan di Sendang Widodaren Punden Mbah Kabul. Acara tersebut hanya meliputi sambutan oleh perangkat desa, pimpinan pemuka adat, RW setempat dan melakukan doa bersama. Lalu dilanjutkan dengan acara makan bersama nasi tumpeng. Mengingat di situasi pandemi covid-19 setiap kegiatan sangat dibatasi pergerakannya. Masyarakat yang hadirpun dibatasi hanya 25 orang meliputi warga setempat dan pedagang kali lima yang berjualan di sekitar wisata pemandian wendit.

Sebelum pandemi covid-19 ritual satu suro di Desa Mangliawan biasanya meliputi kagiatan membawa air (tirtha) yang ditempatkan jedi (kawah) besar untuk diarak jalan kaki beriringan dari mendit wedok diarak menuju perhetan di mendit lanang yang jaraknya sekitar 1 km. Setelah serangkaian acara tersebut, lalu ada kata sambutan, tarian, babar sejarah kampung, selanjutnya dilakukan ritus penyatuan paduan (wiwaha) air dengan tata cara yang njawani, yakni menumpahkan air pada jedi yang berasal dari mendit wedok kedalam sumber air mendit lanang.

Adapun ritual yang dilakukan seperti berbagai pusaka yang dibungkus dengan kain tersebut dibuka terlebih dahulu. Kemudian, satu per satu pusaka dimasukan ke dalam wadah yang berisi air kembang. Kemudian, pusaka itu dibersihkan satu per satu. Setelah dibersihkan, pusaka tersebut didiamkan sejenak ke tempat yang telah disediakan untuk didoakan.

Ritual bulan Suro adalah ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa ketika masuknya bulan Muharram atau dalam penanggalan Jawa disebut dengan bulan Suro. Kegiatan ritual ini memiliki arti tersendiri yaitu bersih desa, memohon keselamatan dan dijauhi dari hal-hal yang tidak baik.

Bagi generasi milenial memang cukup asing dengan ritual satu suro seperti ini, terutama bagi kita yang tinggal di daerah perkotaan. "Generasi milenal sekarang sangat penting mengetahui hal seperti ini, karena ini salah satu budaya yang harus dilestarikan,"ujar pimpinan pemuka adat, saat berbincang dengan kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun