Pendahuluan
Dilansir dari berbagai sumber, rumah produksi Imajinari kembali meraih kesuksesan dengan film Agak Laen yang sebelumnya telah sukses juga memproduksi film Ngeri-Ngeri Sedap. Film ini bercerita tentang empat sekawan yang dibintangi oleh Boris Bokit, Indra Jegel, Bene Dion dan Oki Rengga. Mereka berempat membangun sebuah wahana rumah hantu di sebuah pasar malam untuk mencari nafkah, hingga suatu hari terjadi suatu hal yang membuat mereka terpaksa harus mengubur mayat dirumah hantu mereka sendiri dan membuat arwah itu bergentayangan dirumah hantu tersebut dan mengakibatkan rumah hantu mereka viral karena seram. Selain para pemain film yang sudah terkenal dan memiliki kelompok penggemar, penggabungan genre horor komedi pada film ini menjadi salah satu alasan yang membuat film Agak Laen menjadi film dengan urutan kelima terlaris sepanjang masa.
Tradisi Fenomenologi
Untuk mengkaji fenomena ini digunakan tradisi fenomenologi, hal ini dikarenakan tradisi fenomenologi adalah pendekatan yang berfokus pada pengalaman langsung dan kesadaran subjektif seseorang terhadap dunia sekitarnya. Dalam konteks film Agak Laen fenomenologi dihubungkan dengan cara penonton memahami film tersebut.
Penyampaian genre horor komedi dalam film menciptakan pengalaman baru dan unik bagi penonton karena jarang sekali terdapat genre ini di perfilm-an Indonesia, yang tentunya hal ini sesuai dengan tradisi fenomenologi dimana fokus pada pengalaman langsung. Penonton dapat secara langsung merasakan ketegangan, emosi, hingga tawa sebagai interaksi mereka dengan film tersebut.
Lalu konsep kesadaran subjektif dalam konteks ini adalah interpretasi para penonton terhadap makna atau pesan film yang mereka tangkap berdasarkan pengalaman pribadi yang dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya mereka dalam memahami dan menikmati film.
Paradigma InterpretifÂ
Paradigma interpretif digunakan untuk mengkaji fenomena ini karena paradigma ini menekankan pentingnya memahami suatu fenomena melalui interpretasi dan pemahaman makna subjektif yang dimiliki oleh setiap individu. Paradigma interpretif memungkinkan untuk memahami bagaimana respon dan interpretasi penonton terhadap genre yang disampaikan dan berkontribusi pada keseluruhan pengalaman menonton dan popularitas film. Sehingga dengan paradigma interpretif membantu untuk melihat bagaimana konteks sosial, budaya, dan pengalaman individu mempengaruhi penyampaian genre horor komedi pada film.
Metodologi
Fenomena ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu metode yang lebih menekankan analisa dalam proses penelitian sehingga hal-hal yang bersifat perspektif lebih ditonjolkan oleh peneliti sebagai pemandu, agar proses penelitian sesuai dengan fakta yang ditemui di lapangan ketika melakukan penelitian. Biasanya penelitian kualitatif menekankan pada wawancara langsung kepada subjek untuk menganalisis secara mendalam. Dengan menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat menangkap variasi dalam interpretasi penonton terhadap genre horor komedi, dan bagaimana respon serta penafsiran mereka terhadap film Agak Laen yang mempengaruhi popularitasnya.
Teori Interpretatif
Untuk fenomena ini digunakan teori interpretatif yang mengasumsikan bahwa makna dapat berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku dan suaru tindakan kreatif dalam mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan makna yang dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya dan pengalaman pribadi. Teori ini membantu memahami bagaimana popularitas film dapat diinterpretasikan sebagai hasil dari interaksi kompleks antara penyampaian pesan genre, interpretasi penonton, dan tanggapan sosial terhadap film tersebut.