Mohon tunggu...
Sherafima Trisniani
Sherafima Trisniani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan UPN Veteran Jakarta

Seorang mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan yang sangat antusias pada bidang riset dan analisis data. Memiliki kemampuan yang baik dalam menggali wawasan dari data ekonomi dan sosial. Selain itu, juga memiliki ketertarikan dalam menulis artikel untuk membagikan pengetahuan dan ide-ide yang dimiliki kepada publik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Keterbatasan Layanan Perpustakaan dan Buku Referensi di Kabupaten Malang

11 Oktober 2023   16:05 Diperbarui: 11 Oktober 2023   16:47 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mengutip pernyataan Fatimah (2018), dibalik banyaknya dampak positif yang diberikan oleh perpustakaan, terdapat pula kekurangan pemanfaatan perpustakaan fisik pada umumnya dikarenakan hal-hal berikut: Jam operasional perpustakaan yang terbatas. Buku yang tidak dirawat dengan baik mengakibatkan seringnya dipinjam dan mudah rusak. Pencariannya memakan waktu lama karena organisasi bukunya tidak terorganisir. Karena jumlah buku yang tersedia sangat sedikit, Anda harus menunggu peminjam sebelumnya mengembalikan buku tersebut. Beberapa sumber informasi tergantung pada permintaan pengguna.

Komunikasi pembangunan mampu melihat konvergensi antara keterbatasan layanan perpustakaan dan buku referensi di kabupaten malang. Pengertian konvergensi adalah pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama untuk menciptakan solusi kreatif dari sebuah permasalahan. Model komunikasi pembangunan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan jawaban dari permasalahan ini, berdsarkan teori duffusion of innovasion menurut Everett M. Rogers. Menciptakan layanan perpustakaan digital dapat menyelesaikan  permasalahan dari kurangnya alokasi sumberdaya manusia dan sumberdaya material. Maka disarankan untuk pemerintah Kabupaten Malang untuk menciptakan solusi digitalisasi dalam basis pendidikan ini dalam bentuk layanan perpustakaan digital yang mampu diakses bagi berbagai kalangan usia.

Konsep "Diffusion of Innovation" oleh Everett M. Rogers adalah teori yang dapat digunakan untuk memahami bagaimana digitalisasi perpustakaan dapat diterapkan dan menyebar dalam konteks perpustakaan. Innovators, mengadopsi inovasi dengan cepat dan cenderung mencari solusi-solusi baru. Pemerintah Kabupaten Malang mampu beradaptasi dengan perpustakaan awal yang telah menerapkan digitalisasi dan teknologi terkait. Early adaptors, mengikuti inovasi dengan cepat. Mereka mempengaruhi orang lain dalam komunitas perpustakaan dengan pendekatannya yang proaktif terhadap teknologi. Pada penerapannya terdapat partisipasi masyarakat yang ikut mengikuti kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Early majority, kelompok ini adalah orang-orang yang memerlukan waktu untuk membuktikan efektivitas inovasi sebelum mengadopsinya. Dalam konteks perpustakaan, ini mungkin adalah staf perpustakaan atau organisasi yang ingin melihat hasil positif sebelum mereka sepenuhnya mengadopsi digitalisasi. Late Majority, kelompok ini mengadopsi inovasi setelah mayoritas orang telah melakukannya. Mereka cenderung skeptis terhadap teknologi dan biasanya memerlukan bukti yang kuat bahwa digitalisasi akan memberikan manfaat yang signifikan. Laggards, kelompok terakhir yang mengadopsi inovasi, seringkali karena mereka merasa terpaksa atau karena tekanan dari lingkungan sekitar. Mereka dapat menjadi penghalang dalam proses digitalisasi perpustakaan.

Teori Diffusion of Innovation dapat diterapkan dalam konteks digitalisasi, perpustakaan perlu memahami profil kelompok target yang berbeda ini. Ini termasuk memahami kebutuhan, preferensi, dan hambatan mereka terhadap digitalisasi perpustakaan. Perpustakaan harus mengembangkan strategi komunikasi yang sesuai untuk setiap kelompok target. Misalnya, untuk Innovators dan Early Adopters, perpustakaan dapat menggunakan pelatihan dan demonstrasi teknologi yang canggih. Untuk Mayoritas Awal dan Mayoritas Akhir, fokus dapat diberikan pada studi kasus dan bukti keberhasilan digitalisasi perpustakaan. Untuk membantu pembaruan terakhir dan Laggards, perpustakaan dapat menawarkan pendampingan dan pelatihan yang lebih intensif untuk membantu mereka merasa nyaman dengan teknologi. 

Umpan Balik dan Penyesuaian, selama proses adopsi, penting untuk terus memantau umpan balik dari pengguna dan staf perpustakaan. Dengan mendengarkan masukan mereka, perpustakaan dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam strategi digitalisasi mereka. Dalam upaya digitalisasi, perpustakaan harus memiliki metrik yang jelas untuk mengukur keberhasilan. Ini akan membantu dalam meyakinkan kelompok target bahwa inovasi ini memberikan manfaat nyata. Mendorong individu dan kelompok-kelompok yang telah berhasil mengadopsi digitalisasi untuk menjadi advokat teknologi dalam komunitas perpustakaan dapat membantu dalam mempercepat adopsi oleh kelompok lain.

Teori ini menjelaskan bagaimana inovasi seperti digitalisasi diperkenalkan, diterima, dan diadopsi oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Dalam konteks digitalisasi perpustakaan, inovasi mengacu pada penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan akses, penyimpanan, dan distribusi informasi di perpustakaan. Contoh inovasi meliputi pembuatan basis data digital, peminjaman e-book, atau penggunaan media sosial untuk berinteraksi dengan anggota perpustakaan. Teori ini menekankan pentingnya komunikasi dan interaksi sosial dalam proses adopsi inovasi. Perpustakaan dapat menggunakan media sosial dan komunikasi lainnya untuk mempromosikan digitalisasi perpustakaan, memberikan informasi tentang manfaatnya, dan mendengarkan umpan balik dari anggota perpustakaan. 

Teori ini mengakui peran penting pemimpin pendapat (opinion leaders) dalam menyebarkan informasi tentang inovasi. Dalam konteks perpustakaan, pemimpin pendapat bisa menjadi tokoh-tokoh lokal, guru, atau anggota perpustakaan yang aktif dalam mempromosikan digitalisasi. Pada era digital, jaringan sosial online seperti forum, grup media sosial, dan situs web komunitas dapat memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi tentang digitalisasi perpustakaan dan memfasilitasi diskusi serta pertukaran pengalaman. Dalam mengadopsi digitalisasi, penting untuk mengukur dampaknya, mendengarkan umpan balik anggota perpustakaan, dan terus memperbaiki layanan berdasarkan hasil evaluasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun