Pada umumnya, mahasiswa psikologi akan dituntut untuk lebih peka terhadap sekitarnya. Tugas dan tanggung jawab pertama sebagai mahasiswa psikologi adalah ketika dihadapkan langsung dengan masyarakat. Saat melakukan pekerjaan pertama kali di lapangan sebagai fasilitator sekolah orang tua hebat, seringkali membuat lupa bahwa pada awalnya hanya seorang mahasiswa. Begitu mendengar kata psikologi, atensi masyarakat seketika dapat meningkat baik dengan memperhatikan dengan seksama, bertanya mengenai hal-hal yang bermasalah dalam kehidupan masing-masing seperti masalah mengenai anak-anak, maupun meminta bantuan untuk melakukan psikoedukasi seperti mendatangi sekolah yang memiliki masalah.
Salah satu permintaan dari masyarakat yang sejalan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa psikologi adalah dengan mendatangi salah satu SMK di Kota Surabaya yang sangat rentan bullying (pembulian) di lingkungan sekolah. Bullying merupakan masalah serius yang sering terjadi di lingkungan sekolah, terutama di kalangan remaja. Dampak psikologis dari bullying dapat berpengaruh jangka panjang pada kesehatan mental dan emosional korban. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa mengenai isu ini.Â
Sosialisasi dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi interaktif. Materi yang disampaikan adalah definisi bullying, jenis-jenis bullying, dampak psikologis dan emosi yang ditimbulkannya, serta strategi efektif untuk mencegah dan menghadapi bullying. Tujuan utama dari psikoedukasi ini adalah meningkatkan kesadaran siswa sendiri tentang bullying dan perilakunya yang harus dihindari.Â
Respon yang diberikan oleh siswa sendiri sangatlah positif. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga sangat beragam mengenai situasi saat melihat bullying berlangsung. Siswa juga menceritakan pengalaman-pengalaman bullying yang dirasakan atau dialami sendiri oleh siswa. Mendengar setiap cerita anak-anak menyadarkan bahwa perilaku bullying mungkin saja terjadi tanpa disadari. Baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pelaku melakukannya bisa saja juga tidak menyadari sedang melakukan perilaku bullying. Sehingga, diharapkan program psikoedukasi ini berhasil meningkatkan kesadaran siswa serta mengembangkan keterampilan untuk menghadapi dan mencegah bullying. Dengan demikian sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi setiap siswa untuk melakukan pembelajaran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H