Anemia, yang merupakan kondisi kekurangan sel darah merah, terjadi ketika jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen dalam sel darah merah) lebih rendah dari normal. Hemoglobin dalam sel darah merah memiliki fungsi vital untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh (Hasdianah & Suprapto, 2016).
Anemia terjadi ketika konsentrasi sel darah merah atau hemoglobin di dalamnya berada di bawah tingkat normal. Sel darah merah memainkan peran penting dalam mengantarkan oksigen dari paru-paru ke berbagai bagian tubuh.
Gejala AnemiaÂ
Umumnya, banyak orang yang mengalami anemia tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda khusus. Akan tetapi, beberapa gejala dapat muncul pada mereka yang menderita kondisi ini, di antaranya adalah:
- Mudah lelah
- Terlihat lemas
- Sering merasakan pusing
- Sering merasa mengantuk
- Jantung berdebar tak beraturan
- Kulit tampak pucat
- Sulit berkonsentrasi
Jenis-jenis Anemia
Menurut WHO dan Depkes RI, jenis-jenis anemia berdasarkan tingkat keparahannya dibagi menjadi dua yaitu anemia ringan dan anemia berat.
Anemia Ringan
- Menurut WHO, anemia ringan terjadi saat kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berkisar antara 8 g/dl hingga 9,9 g/dl. Sementara itu, menurut Depkes RI, anemia ringan didefinisikan ketika kadar Hb berada di antara 8 g/dl hingga kurang dari 6 g/dl. Kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan pengiriman oksigen ke seluruh jaringan tubuh, yang mungkin menimbulkan berbagai tanda dan gejala serta memperparah kondisi medis lain. Umumnya, anemia ringan tidak menunjukkan gejala yang signifikan karena kondisi ini berkembang secara bertahap, memungkinkan tubuh untuk beradaptasi dan mengkompensasi perubahan tersebut. Namun, gejala dapat mulai terlihat jika anemia berlanjut ke tahap yang lebih serius. Beberapa gejala anemia yang mungkin timbul antara lain kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak napas ringan, palpitasi, dan kulit yang tampak pucat.
Anemia BeratÂ
- Berdasarkan definisi WHO, anemia berat ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang kurang dari 6 g/dl. Sementara itu, menurut Depkes RI, anemia berat didefinisikan saat kadar Hb turun di bawah 5 g/dl. Beberapa tanda yang mungkin terlihat pada individu dengan anemia berat meliputi:
- Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk, berwarna merah marun, atau tampak berdarah jika anemia karena kehilangan darah melalui saluran pencernaan.
- Denyut jantung cepatÂ
- Tekanan darah rendah
- Frekuensi pernapasan cepat
- Pucat atau kulit dingin
- Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
- Murmur jantung
- Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu
Macam-macam Anemia dan Penyebabnya
- Anemia defisiensi besi : anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi.
- Anemia megalostik : anemia yang disebabkan oleh kelainan pada pembentukan DNA sel darah merah karena kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
- Anemia hipoplastik : anemia jenis ini disebabkan oleh kelainan susunan tulang yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
- Anemia aplastik : anemia ini disebabkan oleh kekurangan sel darah merah sel darah putih dan trombosit. Biasanya terjadi akibat radiasi atau paparan zat kimia.
Pencegahan anemia