Mohon tunggu...
Shendy Aulia Verly
Shendy Aulia Verly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Saya hobi memotret dan juga menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Banting Tulang Demi Kehidupan

14 Desember 2023   06:32 Diperbarui: 14 Desember 2023   11:06 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia 59 tahun bukanlah suatu hal penghambat untuk ia mencari nafkah demi mencukupi kehidupan keluarganya dalam sehari-hari. Sebut saja ia Pak Erman yang memiliki semangat tinggi dalam mencari nafkah. Pak Erman bekerja sebagai kuli bangunan. Ia bekerja sebagai kuli bangunan sudah puluhan tahun lamanya yaitu sejak tahun 1991. Ia tidak pernah putus asa berjuang untuk mendapatkan seupah gaji demi menghidupi keluarganya.

Pak Erman tinggal di Rawang Ketaping, By Pass Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Ia memiliki dua orang anak yaitu anak pertama yang berjenis kelamin perempuan dan anaknya yang kedua berjenis kelamin laki-laki. Pendidikan terakhir kedua anaknya tersebut yaitu tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas). Ia sangat gigih bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tak kenal kata lelah, Pak Erman rela badannya sakit-sakitan karena jatuh dari tangga saat ia ingin turun untuk menyelesaikan tugasnya yaitu memasang batu bata demi mendirikan tembok dinding untuk mengokohkan bangunan.

"Gaji yang saya dapatkan sebagai kuli bangunan dicukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga saya" ucap Pak Erman.

Banyak suka duka yang dilalui Pak Erman yang berprofesi sebagai kuli bangunan. Sukanya yaitu ia dapat mengasah kemampuannya sebagai kuli bangunan sehingga ia senang dengan pekerjaannya tersebut. Ia juga merasa bahwa mentalnya lebih kuat semenjak menjadi kuli bangunan, karena selain fisik yang harus kuat maka mentalpun harus kebal untuk menjadi kuli bangunan agar bisa melawan rasa takut yang dihadapi. Tidak hanya itu, menjadi kuli bangunan ia dapat merasakan suasana baru karena ia bisa memiliki banyak teman yang juga berprofesi sebagai kuli bangunan karena tempat pekerjaannya tersebut yang berpindah-pindah.

Namun, dukanya menjadi seorang kuli bangunan yaitu Pak Erman pernah mengalami hal yang menyedihkan yaitu Pak Erman pernah bekerja sebagai kuli bangunan, tetapi ia hanya bekerja selama dua hari saja karena ia tiba-tiba diberhentikan tanpa alasan yang jelas.

"Saya terkejut karena saya diberhentikan tanpa alasan yang jelas, sehingga saya harus mencari pekerjaan lain yaitu pekerjaan serabutan seperti menejadi tukang angkat -- angkat barang demi mempertahankan hidup keluarga saya" ucap Pak Erman.

Hal itu membuat Pak Erman mengerti arti sebuah perjalanan hidup bahwa ia harus ikhlas dengan segala cobaan yang datang dikehidupannya. Ia mempercayai takdir Tuhan pasti selalu memberikan yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya. Oleh karena itu, Pak Erman selalu gigih dan tidak pernah menyerah untuk menghidupkan kelurganya itu dari hasil pekerjaannya yang tidak menetap tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun