Mohon tunggu...
Shendy Krisdayanti
Shendy Krisdayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Teknik Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Satu Juta Kebaikan Sawit: Bersama BPDPKS Menuju Net Zero Emission

17 Oktober 2024   10:59 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:49 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Semakin tahun dampak serius perubahan iklim mengancam keberlanjutan kehidupan di planet bumi. Saat ini, mencapai Net Zero Emission menjadi perhatian global sebagai upaya menanggulangi krisis iklim. Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) emisi akan meningkat sebesar 16% pada tahun 2030 dengan kenaikan suhu 2,7C. Sehingga, dunia perlu membatasi tidak lebih dari 500 miliar ton CO2 (sejak 2020) guna menjaga kenaikan suhu bumi dibawah 1,5C. Sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran krusial dalam mencapai target ini. 

Kelapa sawit tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga sumber daya menuju transisi energi rendah karbon melalui praktik pertanian berkelanjutan. Kelapa sawit menghasilkan minyak yang lebih tinggi yaitu 4,2 ton/ha jika dibandingkan dengan tanaman lainnya seperti rapeseed 1,2/ha dan kedelai 0,4 ton/ha. Hal ini menjadikan kelapa sawit berpiotensi tinggi menjadi sumber energi terbarukan (biofuel) menggantikan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Lembaga yang berperan penting dalam mendukung industri kelapa sawit di Indonesia adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). BPDPKS memberikan kontribusi nyata dalam mencapai Net Zero Emission dengan terus mendorong transformasi industri sawit melalui pendanaan riset, inovasi serta pengembangan produk keberlanjutan.

Upaya mencapai net zero emission dilakukan BPDPKS melalui serangkaian program yang berfokus pada keberlanjutan industri kelapa sawit. Program yang baru selesai dilaksanakan adalah Pekan Riset Indonesia (PERISAI) yang terdiri dari dua program besar yaitu Grant Riset Sawit (GRS) dan Riset Sawit Mahasiswa (RSM). Melalui program ini peneliti, pelaku industri, dan pemerintah dipertemukan untuk berdiskusi, menunjukkan produk hasil riset, dan business engagement guna mendorong serta mempercepat proses kesiapan produk riset untuk memasuki tahap komersialisasi. BPDPKS juga menjalankan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang mendukung petani dalam mengganti tanaman kelapa sawit tua dengan bibit yang lebih produktif. 

Langkah ini tidak hanya meningkatkan produktivitas panen tetapi juga mengoptimalkan penggunaan lahan sehingga mengurangi potensi deforestasi. Salah satu program terbesar BPDPKS adalah Pengembangan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) yang memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan. Program ini secara langsung mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang berkontribusi signifikan terhadap penurunan emisi karbon. Berdasarkan data dari BPDPKS, hingga tahun 2023 program keberlanjutan kelapa sawit ini telah berhasil mengurangi emisi karbon lebih dari 30 juta ton CO2.

Selain berkontribusi mencapai target Net Zero Emission, BPDPKS melalui program strategisnya juga memainkan peran krusial dalam mendukung penerimaan negara. Saat ini produk kelapa sawit telah diekspor ke lebih 160 negara, hasil ekspor ini telah berkontribusi besar terhadap APBN 2023 mencapai kurang lebih 88 triliun dengan rincian penerimaan dari sektor pajak 50,2 triliun, PNBP 32,4 triliun, dan Bea Keluar sebesar 6,1 triliun. BPDPKS terus mendorong riset-riset yang dapat meningkatan nilai tambah dan inovasi produk hilir hingga sawit benar-benar 100% untuk membantu mendukung energi baru terbarukan. Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa keberlanjutan industri kelapa sawit tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi nasional.

Meski memiliki peran besar dalam pembangunan ekonomi hijau, BPDPKS dihadapkan pada tantangan global yang mempertanyakan keberlanjutan industri kelapa sawit. Kritik sering kali menyebut kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan. Namun, melalui program-program inovatif BPDPKS, seperti peremajaan sawit rakyat dan pengembangan biofuel, "Satu Juta Kebaikan Sawit" telah terbukti membawa dampak positif bagi lingkungan. Oleh karena itu, dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat sangat penting agar kelapa sawit dapat terus memberikan manfaat berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia. Diharapkan melalui informasi ini, masyarakat dapat lebih menghargai peran industri kelapa sawit dalam ekonomi dan lingkungan, serta mendukung upaya-upaya yang dilakukan BPDPKS untuk mencapai keberlanjutan. Pemahaman yang lebih baik akan membantu semua pihak terlibat dalam menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi dan tanggung jawab lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun