Kejutan datang dari Partai Nasdem  secara resmi menyatakan dukungannya untuk Basuki Tjahaja Purnama di pemilihan kepala daerah Jakarta 2017. Bukan tidak mungkin langkah ini akan diikuti partai lain. Bagaimana konstelasinya?
[caption caption="Euforia Teman Ahok setelah mendapat dukungan Nasdem. Sumber : screen capture dari web Teman Ahok"][/caption]
Ahok maju mendampingi Joko Widodo di pilkada Jakarta 2012. Kala itu pasangan ini diusung duet PDIP dan Partai Gerindra. Dua tahun setelah terpilih, situasi berubah. Jokowi 'ditugaskan' partainya (PDIP) untuk maju di pemilihan presiden 2014, dan akhirnya sukses ia menangkan. Sementara Ahok yang kemudian melanjutkan kepemimpinan di Jakarta memilih mundur dari Gerindra. Mantan bupati Belitung Timur ini pun tidak memiliki partai.
Meski begitu, Ahok santai saja menjelang pilkada 2017. Relawan yang tergabung dengan 'Teman Ahok' sudah bekerja keras sejak beberapa bulan ke belakang mengumpulkan KTP dan surat dukungan, sebagai prasyarat mengajukan kandidat di pilkada melalui jalur independen. Hingga tulisan ini dibuat, konon mereka sudah berhasil mengumpulkan tak kurang dari 689.276 KTP. Dengan aturan terbaru, dibutuhkan 525 ribu KTP untuk bisa ikutan pilkada Jakarta 2017. Meski sudah melampaui angka tersebut, Teman Ahok tetap akan mengumpulkan KTP hingga target 1 juta tercapai.
Sementara itu, sejumlah nama lain juga sudah ramai dibicarakan untuk menjadi penantang Ahok. Partai Gerindra sudah menimbang sembilan nama sebelum nanti memutuskan. Di antaranya terselip Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil. Sementara PAN, Golkar dan PKB memilih ambil jalan pintas dengan mengajukan nama selebriti yang punya popularitas tinggi seperti Eko Patrio, Desy Ratnasari, Tantowi Yahya dan Ahmad Dhani. Lain lagi dengan Adhyaksa Dault, yang sudah deklarasi akan maju walaupun belum tahu akan didukung partai apa. Tokoh dari luar partai seperti Marco Kusumawijaya bisa menjadi penantang serius bagi Ahok.
Ahok Di Atas Angin
Status Ahok sebagai petahana yang 'relatif' dinilai berhasil memang membuat ia di atas angin. Kandidat lain harus benar-benar memiliki nilai jual yang tinggi kalau ingin bisa menandingi Ahok. Menuut hemat saya, peluang terbesar memang dimiliki oleh suami dari Veronica Tan ini. Sangat wajar kalau partai politik yang kemudian justru meminang atau merapat ke Ahok, seperti yang  terjadi dengan Partai Nasdem.
Partai pimpinan Surya Paloh ini menyatakan dukungannya kepada Ahok tanpa syarat. Artinya, mereka tetap akan memberikan dukungan kendati Ahok memilih untuk maju melalui jalur independen. Ahok sendiri mengirim sinyal bahwa ada partai-partai lain yang kemungkinan masuk ke dalam barisannya. Sejauh ini, PDIP yang tampaknya paling mungkin mendukung Ahok, terutama apabila tetap berduet dengan Djarot Saiful Hidayat.
Bahkan, saya tidak akan terlalu heran jika nanti PPP, Partai Demokrat, atau partai lain yang berada di belakang Ahok. Politik kan memang soal bagaimana merebut dan/atau mempertahankan kekuasaan. Tidak ada kawan dan lawan yang abadi, kecuali kepentingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H