Herry IP saat melatih Ahsan/HendraÂ
Mohamad Ahsan/Hendra Setiawan sukses mempersembahkan kado istimewa di peringatan ulang tahun Republik Indonesia ke-70. Pasangan ganda putra kita itu menjadi jawara di ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015. Mereka sekaligus mencatat rekor sebagai pasangan ganda putra pertama Indonesia yang menjadi juara dunia lebih dari satu kali. Ahsan dan Hendra terbilang belum terlalu lama berpasangan, tepatnya sejak 2012. Meski begitu, torehan prestasinya terbilang moncer. Selain dua kali juara dunia, Ahsan/Hendra juga berhasil merengkuh gelar bergengsi seperti All England dan Asian Games yang keduanya diraih tahun 2014 lalu.Â
Well, Ahsan dan Hendra pantas mendapat apresiasi yang tinggi. Akan tetapi, ada sosok penting yang tidak boleh dilupakan. Siapa dia? Namanya Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra PBSI di Pelatnas Cipayung. Bagi penggemar cabang olah raga tepok bulu, mungkin sudah tidak asing lagi dengan Herry IP. Dia pernah melatih di Cipayung pada periode 1993 sampai 2008. Tangan dinginnya telah terbukti melahirkan sejumlah pasangan ganda putra berkelas dunia. Sebut saja Chandra Wijaya / Tony Gunawan (juara All England 1999 dan Olimpiade 2000), Chandra Wijaya / Sigit Budhiaro (juara All England 2003), maupun Flandy Limpele / Eng Hian.
Herry kembali ke Cipayung pada 2011 untuk menggantikan Sigit Pamungkas. Saat itu, sektor ganda putra sedang mengalami penurunan prestasi. Regenerasi yang terjadi tidak semulus saat Ricky Soebagja/Rexy Mainaky dilanjutkan Chandra Wijaya/Sigit Budiarto. Pasangan andalan Markis Kido/Hendra Setiawan justru keluar dari pelatnas. Pelan tapi pasti, Herry mulai menunjukkan pengaruhnya terhadap peningkatan prestasi ganda putra. Kembalinya Hendra Setiawan ke pelatnas juga menjadi tonggak penting. Ia dipasangkan dengan Ahsan yang sebelumnya duet dengan Bona Septano. Tak dinyana, pasangan baru ini melejit dalam waktu singkat. Gelar Juara Dunia 2013 menjadi pembuktiannya.
Herry memang pelatih yang dekat dengan anak asuhnya. Tidak semata soal teknis, ia juga memahami karakteristik tiap pemain. Keberhasilan Ahsan/Hendra untuk berjaya di Istora Senayan akhir pekan lalu juga tak lepas dari kejeniusan Herry. "Kami baru membahas strategi dan rencana permainan beberapa jam sebelum bertanding di Istora. Ahsan kurang cocok kalau mendiskusikan strategi di malam sebelum pertandingan. Dia nanti malah tidak tenang istirahatnya," kata Herry seperti diwartakan detik.com. Terlihat bukan, betapa sang pelatih sangat memerhatikan detail anak didiknya.
Herry kini belum puas karena baru Ahsan/Hendra yang tampil konsisten di ajang-ajang bergengsi. Ia tak mau kesalahan mandeknya regenerasi terulang. Oleh karenanya, ia terus berupaya memoles pemain lain agar bisa meraih prestasi yang sama. Di antaranya adalah pasangan Angga Pratama/Rian Agung Saputro dan Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan. Bahkan, Herry tak segan melakukan bongkar pasang. Ia pernah mencoba memasangkan Angga dengan Ricky serta Rian dengan Berry.
"Target pemain Indonesia yang lolos ke Olimpiade bukan hanya mereka (Ahsan/Hendra), tapi juga Angga/Ricky. Habis ini ada turnamen di Jepang, selanjutnya Korea, China, Hongkong, Denmark, Prancis dan Final Super Series, mungkin itu yang diikuti," pungkas sang pelatih. Semoga saja Herry bisa melanjutkan tuahnya, sehingga ganda putra bisa tetap menjadi nomor andalan di cabang bulutangkis. Setidaknya bisa diharapkan untuk merebut kembali medali emas Olimpiade 2016.
Selamat bekerja Koh Herry...
---
Referensi:
Ahsan/Hendra Ganda Indonesia Terhebat di Kejuaraan Dunia