Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Ini Dia Lurah Paling Eksis di Qlue

3 Juni 2016   12:36 Diperbarui: 3 Juni 2016   14:36 4513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lurah Pulo saat di kantor (dokpri)

Aplikasi Qlue sedang ramai dibicarakan. Penolakan dari RT/RW untuk menggunakan Qlue sebagai dasar penghitungan uang operasional mereka yang menjadi pemicunya. Kalau sejumlah ketua RT/RW berani terang-terangan menolak, bagaimana dengan pegawai di Pemprov DKI Jakarta sendiri? Dari sekian banyak birokrat Pemprov DKI Jakarta, pasti ada saja yang tidak sejalan pemikirannya dengan kebijakan gubernur. Tapi, tidak sedikit juga yang justru sangat antusias menggunakan aplikasi berbasis media sosial ini. Dalam kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kompasianer berkenalan dengan salah satu lurah yang terbilang sangat eksis di Qlue. Dia adalah Gita Puspitasari, S.STP., M.Si., Lurah Pulo, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Sejak sekitar tiga bulan terakhir, saya memang menaruh perhatian lebih pada Qlue, yang saya pilih sebagai topik penelitian untuk tugas akhir saya di Program Pascasarjana Kajian Pengembangan Perkotaan Universitas Indonesia. Sepanjang periode tersebut, saya cukup sering melakukan "observasi virtual" alias mantengin aplikasi Qlue. Saya mengamati laporan-laporan warga, interaksi di antara sesama user, dan bagaimana respons dari pegawai Pemprov DKI Jakarta. Dari pengamatan tersebut, saya bisa menyatakan bahwa Bu Gita, adalah salah satu lurah yang aktif menanggapi berbagai pengaduan warganya. Hal tersebut terkonfirmasi dengan posisi rangking Kelurahan Pulo yang tidak pernah keluar dari urutan tiga teratas, bahkan cukup sering bertengger sebagai "pimpinan klasemen" di Qlue.

Rangking kelurahan di Qlue per 3 Juni 2016 (dokpri)
Rangking kelurahan di Qlue per 3 Juni 2016 (dokpri)
Berbagai laporan warga dengan cepat dibalas di Qlue, mulai dari pengaduan soal taman, fasilitas umum, bahkan sampai dengan isu sensitif seperti prostisusi. Memang tidak semua urusan itu ada di bawah kewenangan lurah, namun lurah bisa berkoordinasi dengan instansi teknis (Dinas ataupun Suku Dinas) untuk membantu penyelesaian pekerjaannya. Itulah esensi dari konsep estate manager yang ingin diterapkan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk kelurahan di Jakarta. Lurah harus menjadi manajer wilayah, yang mengetahui semua persoalan dan berusaha menyelesaikannya, baik dengan sumber daya sendiri maupun dengan bantuan dari instansi lain.

Laporan warga tentang lampu jalan yang mati (dokpri)
Laporan warga tentang lampu jalan yang mati (dokpri)
Laporan warga tentang taman (dokpri)
Laporan warga tentang taman (dokpri)
Laporan warga tentang prostitusi (dokpri)
Laporan warga tentang prostitusi (dokpri)
Dalam satu kesempatan wawancara, Bu Gita menjelaskan pentingnya Qlue sebagai saluran komunikasi yang partisipatif. "Ya penting dong, penting banget. Kota yang baik itu kan yang mendorong partisipasi warga untuk terlibat secara aktif," ujarnya. Bu Gita kemudian mengatakan bahwa ia sendiri dalam posisi sebagai warga terkadang ingin melaporkan masalah, tapi suka tidak enak atau enggan karena melaporkan sesama pegawai. Dengan pemahaman seperti itu, ia kemudian paham mengapa banyak akun yang tidak menggunakan nama sebenarnya (anonymous) di Qlue. Meski begitu, ia juga berharap agar akun-akun tersebut bertanggung jawab dengan laporan maupun komentarnya.

Bu Gita menceritakan pengalamannya tentang satu laporan yang ia sudah tindak lanjuti, namun kemudian dikomentari bahwa TL (tindak lanjutnya) abal-abal. Walaupun kesal, ia cukup bijak karena memahami itu bagian dari risiko pekerjaan. Lagi pula, mantan Wakil Lurah Tegal Parang ini memang sudah biasa dengan atmosfer di dunia maya. Selain di Qlue, Bu Gita juga aktif di Twitter. "Ya begitulah di media sosial. Kan ada yang bilang, 'haters gonna hate, lovers gonna love'. Jadi kalau ada orang udah negatif ke saya, ya biasanya nggak cuma ke saya, semua pasti di-komenin negatif, karena memang sukanya begitu. Ya saya sih cool aja," lanjut jebolan sekolah tinggi kedinasan bidang pemerintahan di Jatinangor itu. 

Aktifnya Ibu Lurah di Qlue membuat anak buahnya tidak ketinggalan untuk eksis. Selain rajin memonitor laporan di Qlue, Bu Gita tetap melakukan pemantauan langsung ke lapangan setiap hari. Kelurahan Pulo sungguh beruntung dipimpin oleh seorang lurah yang tidak hanya "melek" IT, tetapi juga responsif dan punya pemahaman baik mengenai peran dan tanggung jawabnya sebagai estate manager sebagaimana diharapkan oleh Gubernur Basuki.

Bu Lurah bersama Reza Rahadian (sumber: akun twitter Ibu Gita)
Bu Lurah bersama Reza Rahadian (sumber: akun twitter Ibu Gita)
Selamat bekerja Bu Lurah, tetap semangat!

Joglo, 3 Juni 2016

NB : 

- Tulisan ini juga dimuat di blog pribadi penulis.

- Opini pribadi saya mengenai polemik aplikasi Qlue bisa dibaca di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun