Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

AMIN di Atas Angin?

22 September 2023   09:02 Diperbarui: 22 September 2023   09:10 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kompas.com

Jadwal pendaftaran calon presiden tinggal sebulan lagi. Mulai 19 Oktober sampai 25 November, KPU membuka kesempatan bagi partai politik dan gabungan partai politik untuk mendaftarkan secara resmi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung.

Dalam beberapa pemilihan sebelumnya, tak jarang koalisi parpol memilih mendaftar di injury time. Masing-masing pasti punya kalkulasi politik. Tawar-menawar di antara sesama mereka juga tak terhindarkan. Jangan lupa, politik adalah soal siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana.

Maka, menjadi menarik ketika bacapres Anies Baswedan sudah mengumumkan bacawapresnya, yakni Muhaimin Iskandar. Di saat bacapres lain (dan partai-partai koalisinya)masih galau, Koalisi Perubahan sudah curi start. Apakah keputusan ini menjadi keuntungan yang akan membuat mereka di atas angin? Atau sebaliknya, bakal jadi blunder.

Gejolak memang langsung terjadi di KP saat Anies memilih Cak Imin. Partai Demokrat bergegas angkat kaki. Tak sudi menjadi pendukung pasangan yang kini dikenal dengan akronim AMIN. Namun, kehadiran PKB tentu membawa angin segar pascamundurnya PD. PKB malah dianggap lebih potensial menghadirkan dukungan dari kalangan Nahdliyin, khususnya di Jawa Timur.

Dengan sudah jelasnya pasangan capres-cawapres, tim sukses bisa segera bergerak. Memetakan isu serta wilayah yang akan digarap untuk mendulang suara. Sementara koalisi lain yang memilih mendaftar di injury time, mereka punya waktu tak sampai tiga bulan saja sampai ke hari pemungutan suara.

Setelah AMIN dideklarasikan, publik kini menanti-nanti dengan siapa Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo akan maju. Kamis (21/9) kemarin, PD secara resmi menyatakan dukungannya kepada Prabowo. Apakah PD masih berharap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kebagian jatah bacawapres dari koalisi barunya ini? Diakui atau tidak, mundurnya PD dari KP disinyalir akibat tak dapat apa yang mereka inginkan. Namun, sepertinya PD sadar diri karena di Koalisi Indonesia Maju sudah lebih dulu bergabung partai lain seperti Golkar, PAN dan PBB.

Dari tiga kandidat yang sering disebut selama ini, Anies Baswedan memang yang punya elektabilitas paling rendah dibanding Prabowo dan Ganjar. Akan tetapi tak bisa dipungkiri bahwa Anies adalah yang paling jelas posisinya terhadap rezim saat ini, yaitu menawarkan perubahan. Sedangkan Prabowo dan Ganjar cenderung akan meneruskan Jokowi. Sehingga calon pemilih Prabowo dan Ganjar ini beririsan.

PDIP bahkan kini mulai membuka opsi untuk memasangkan Ganjar dengan Prabowo. "Dan apakah ada kemungkinan  (Prabowo-Ganjar), ya, mungkin-mungkin saja dinamika yang di politik ini selalu memungkinkan untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya bisa kita sepakati bersama. Bahwa ini adalah yang terbaik untuk bangsa dan negara," ungkap Puan Maharani.

Melunaknya PDIP ini apakah mengindikasikan bahwa mereka mulai khawatir dengan keberadaan AMIN?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun