Berkat media sosial, public figure baik dari kalangan artis maupun politisi kini bukan lagi sosok yang tidak terjangkau. Kita bisa tahu apa saja aktivitas mereka melalui pos di media sosial masing-masing seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain. Bukan sekadar informasi dalam bentuk teks, melainkan juga foto dan video.
Dari Instagram dan Facebook juga saya bisa tahu kalau Anies Baswedan dan keluarga sedang menunaikan ibadah haji. Gubernur Jakarta terpilih ini cukup sering mengepos cerita, foto dan video diri dan keluarga (ibu dan istri) di Tanah Suci.
Dari beberapa pos, ada sejumlah momen yang cukup istimewa antara lain :
- Disambut oleh pimpinan maktab Asia Tenggara saat tiba di Mekkah;
- Diundang dan dijamu makan malam oleh para tokoh kota Mekkah yang dihadiri juga oleh Petinggi Kementerian Haji Pemerintah Arab Saudi dan beberapa tokoh dari Afrika;
- Silaturahim di kediaman ulama terkemuka kota Mekkah (Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi Al-Maliky Al-Hasaniy);
- Dijamu oleh Imam Masjid Nabawi, Syaikh Dr. Abdullah Al Ba'aijaan;
- Pertemuan dengan pimpinan Masjid Nabawi, dilanjutkan Salat Jumat di areal pimpinan masjid. Selanjutnya dibukakan akses dan diantar ke Raudhoh serta ziarah ke makam Rasulullah SAW, sahabat Abu Bakar Siddiq dan Umar bin Khattab.
Saya tidak tahu persis Pak Anies dan keluarga berangkat haji melalui jalur apa. Tapi, rasanya kalau kita jamaah biasa tidak mungkin bisa punya kesempatan untuk dapat pengalaman seperti Pak Anies dan keluarga.
Pertanyaan yang menggelitik buat saya adalah, dalam kapasitas apa Pak Anies mendapat perlakuan demikian istimewa di dua kota suci tersebut? Apakah Ia diperlakukan istimewa lantaran menyandang status sebagai Gubernur Jakarta (walaupun belum dilantik)? Atau ada status khusus lain yang ia sandang sehingga mendapat privilese demikian mewah?
Bagi saya, perjalanan haji merupakan peristiwa spiritual pribadi dan tidak ada kaitannya dengan kedinasan. Kecuali jika yang bersangkutan adalah rombongan amirul haj ataupun petugas haji. Berangkat dari pemahaman ini, saya merasa tidak elok kalau seseorang melakukan perjalanan pribadi namun mendapatkan akses dan perlakuan istimewa karena statusnya sebagai pejabat publik.
Pak Anies harus hati-hati untuk terhindar dari kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Sebagai mantan menteri, Pak Anies pasti paham betul godaan dari banyak pihak yang menawarkan segala macam fasilitas dan kemudahan. Menjadi berbahaya, manakala tawaran tersebut diselubungi kompensasi yang diharapkan oleh si pemberi.
Tantangan bagi Pak Anies saat mulai dilantik nanti tidak mudah. Anies akan selalu dibandingkan dengan Basuki, yang kerap dicitrakan bersih, transparan dan profesional. Sedikit saja Pak Anies tergelincir, itu akan menjadi senjata ampuh bagi para haters untuk terus menyerang dia secara personal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H