Dalam hubungan rumah tangga, poligami sering jadi polemik. Tidak demikian dalam konteks pasangan ganda campuran di bulu tangkis. Lilyana Natsir, pebulutangkis pelatnas Indonesia yang kerap dipanggil Butet, rela melakoni ‘poligami’ bersama Tontowi Ahmad yang sekarang dipasangkan juga dengan Gloria Emanuel Widjaja.
Tontowi/Liliyana adalah pasangan ganda campuran terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Tahun lalu mereka mencatat puncak prestasi dengan merebut medali emas di Olimpiade Rio. Torehan tersebut sekaligus mengembalikan tradisi emas olimpiade dari cabang bulu tangkis yang sempat terputus pada 2012. Demi alasan regenerasi, pelatih Richard Mainaky memutuskan Owi (sapaan akrab Tontowi) akan memiliki dua pasangan. Untuk kejuaraan besar seperti All England dan beberapa Super Series, Owi tetap berduet dengan Butet. Sedangkan di kejuaraan lain, Owi bakal main bareng Gloria.
Strategi ini sudah terpola di sektor ganda campuran, yaitu memasangkan pemain senior dengan juniornya. Sebelumnya, Butet adalah pasangan dari Nova Widianto yang kini sudah menjadi asisten pelatih. Bersama Nova, Butet pernah meraih gelar Juara Dunia 2005 dan 2007, tujuh kali juara dan sembilan runner up Super Series serta menembus babak final Olimpiade 2008.
Banyak menimba ilmu dari Nova, Butet semakin bersinar saat diduetkan dengan Owi. Selain medali emas Rio 2016, Owi-Butet juga menang di Kejuaraan Dunia 2013, 12 kali juara dan 8 runner up Super Series. Dari 12 gelar Super Series, yang paling prestisius tentunya adalah tiga kali All England berturut-turut (2012, 2013 dan 2014).
Tongkat estafet selanjutnya akan beralih ke Gloria. Namun, selama masa transisi hingga 2018, Owi akan bermain dengan dua pasangan. Alih-alih kecewa, Butet malah mendukung keputusan ini. Pemain kelahiran Manado itu hanya merisaukan ketahanan fisik Owi yang akan lebih terkuras dibanding dirinya. Ia mewanti-wanti agar Tontowi menjaga kebugaran agar bisa tampil prima bersamanya di All England nanti.
“Justru Owi yang harus pintar jaga stamina karena persiapan latihan dia tidak banyak. Malah sebelum All England, dia juga akan turun di Thailand, lalu Vietnam. Artinya hanya ada waktu dua minggu menuju All England, nah itu mepet. Tontowi harus terus prima karena turnamen yang dia jalani lebih banyak,” kata Butet seperti diberitakan detik.com.
Butet juga concern terhadap kesiapan mental Owi, yang akan menjadi mentor bagi Gloria. “Yang penting dia harus lebih siap dari segi kondisi, mindset juga, karena tidak boleh dia jadi membanding-bandingkan misalnya. Gloria lebih muda tapi kan pasti ada yang lebih dari saya, bisa dari tenaganya, postur lebih tinggi sehingga polanya lebih tajam.
Tapi di sisi lain kan pukulan depan saya juga jauh lebih bagus, makanya Owi harus lebih dewasa. Di saat dia berpasangan dengan Gloria, dia tidak bisa ekspektasinya seperti saat berpasangan dengan saya. Begitu sebaliknya. Jadi Tontowi harus mengontrol itu,” tegas Liliyana.
Sebagai pencinta bulu tangkis, kita hanya bisa berharap semoga Owi bisa melanjutkan kesuksesannya bersama Butet saat tampil penuh dengan Gloria nanti. Dengan usia yang menginjak 29 tahun, Owi setidaknya masih bisa tampil prima dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Sedangkan Butet yang sudah 31 tahun juga bukan berarti mendekati penghujung karier. Mungkin ia juga bisa dipasangkan dengan pemain muda lain, seperti halnya Vita Marissa yang sukses memoles Praveen Jordan hingga sekarang menjadi pelapis mumpuni bersama Debby Susanto di nomor ganda campuran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H