Kalau puasa selama 29-30 hari saja rasanya lama, apalagi kalau 22 tahun? Argentina berambisi akhiri 'puasa' gelar di Copa America 2015. Ada tiga faktor yang membuat mereka dijagokan di Chile tahun ini.
Copa America 1993 adalah turnamen bergengsi terakhir yang dimenangi tim nasional Argentina. Sejak itu, sampai 22 tahun kemudian Albiceleste tak pernah lagi mengecap indahnya juara. Padahal, Argentina tak pernah kekurangan stok pemain bagus. Gabriel Batistuta, Hernan Crespo, Juan Sebastian Veron, Pablo Aimar, Juan Roman Riquelme, Javier Zanetti dan masih banyak lagi pemain top yang memperkuat tim Tango di kurun tersebut.Â
Bergabungnya Lionel Messi di timnas pada 2005 sempat menghadirkan harapan tinggi. Seperti halnya Aimar, Andres D'Alessandro dan Riquelme, Messi juga disebut-sebut sebagai 'titisan' Diego Armando Maradona. Pencapaian pribadinya bersama Barcelona semakin menegaskan kualitas Messi. Sayangnya, hingga kini kiprah sang bintang di timnas tidak secemerlang dibanding di klub.
Tahun lalu, Argentina punya kesempatan emas untuk mengakhiri kesialannya. Messi cs. berhasil melaju hingga ke partai puncak Piala Dunia 2014 di Brasil. Lagi-lagi, dewi fortuna belum berpihak. Argentina menyerah 0-1 dari Jerman. Kegagalan itu seharusnya membuat motivasi para pemain berlipat ganda menghadapi Copa America 2015 yang sedang berlangsung di Chile saat ini. Jika mampu mengonversi semangat juang menjadi hasil positif di lapangan, Argentina akan sulit ditundukkan. Asa untuk mengakhiri 'puasa' gelar juara juga berpeluang diwujudkan.
Dari dua pertandingan awal, Tango belum menunjukkan penampilan impresif. Di laga perdana, Sabtu (13/6) pekan lalu, mereka membuang keunggulan dua gol hingga diimbangi Paraguay 2-2. Beruntung mereka bisa menang tipis atas Uruguay di laga kedua, Selasa (16/6). Partai terakhir melawan Jamaika seharusnya menjadi ajang unjuk gigi anak asuhan Gerardo Martino, kendati harus main tanpa disaksikan sang pelatih yang terkena kartu merah. Di atas kertas, Argentina jauh lebih baik ketimbang Jamaika.
Selain faktor motivasi yang tinggi, Argentina pantas diunggulkan menjadi juara karena memiliki skuat yang relatif paling baik dari kontestan lain. Di bawah mistar, Sergio Romero kian layak diandalkan. Barisan pertahanan akan aman karena ada Ezequeiel Garay, Marcos Rojo dan Nicolas Otamendi. Kombinasi antara gelandang bertahan Ever Banega dan Fernando Gago dengan pemain kreatif seperti Javier Pastore menjanjikan aksi ciamik. Ditambah lagi dengan kecepatan pemain sayap seperti Angel de Maria dan Erik Lamela. Trio Messi, Gonzalo Higuain dan Sergio Aguero tentu menjadi momok dari lini belakang tim manapun. Carlos Tevez dan Ezequiel Lavezzi menjadi pelapis yang sempurna untuk juru gedor.
Motivasi tinggi, skuat berkelas, dan faktor non-teknis menjadi pertimbangan kuat mengapa Argentina menjadi favorit juara. Bagaimana hasilnya? Ikuti terus perjalanan Tim Tango di Copa America 2015 melalui siaran langsung Kompas TV dan K-Vision.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H