Dahaga Persija Jakarta akan kemenangan sedikit terobati. Minggu (28/4) sore WITA, Macan Kemayoran sukses mencuri tiga angka dari kandang Persiba Balikpapan. Adalah Rudi Setiawan yang menjadi pahlawan Persija lewat gol tunggalnya di menit kelima.
Persija langsung menggebrak sejak awal pertandingan. Hasilnya, di menit kelima mereka sudah berhasil unggul atas tim tuan rumah. Tendangan bebas AA Ngurah Wahyu ‘Nanak’ Trisnajaya sukses diteruskan oleh Rudi untuk menjebol gawang Wawan Hendrawan.
Persiba bukannya tanpa peluang. Berulang kali kesempatan datang, namun penampilan Galih Sudarsono di bawah mistar gawang cukup istimewa. Laga ini juga diwarnai keluarnya kartu merah dari saku wasit untuk bek Persiba, Ahmad Maulana Putra. Saat kemelut di depan gawang, Ahmad berbenturan dengan Pedro Javier.
Merasa aksinya aman dari ancaman sanksi wasit, ia lantas memprovokasi Pedro. Walhasil, kedua pemain ini diganjar kartu kuning oleh sang pengadil. Sialnya, itu adalah kartu kuning kedua bagi Ahmad. Ia pun lunglai keluar lapangan. Dengan sepuluh pemain, tim Beruang Madu gagal mengejar ketinggalan hingga peluit akhir.
Pertandingan ini adalah laga pamungkas paruh musim bagi kedua tim. Wajar jika keduanya ngotot demi memperbaiki posisi, khususnya bagi Persija. Maklum, tim ibukota itu masih terjerembab di posisi dasar terbawah klasemen. Sementara Persiba berada di peringkat 10 dengan mengoleksi 20 poin.
Belakangan ini kemenangan memang menjadi sesuatu yang langka bagi Persija. Dari 16 laga yang sudah dilalui, Macan Kemayoran baru sekali merasakan kemenangan. Satu-satunya kemenangan Persija diraih atas Persita Tangerang, juga dengan skor 1-0, dua bulan lalu.
Tiga angka dari Balikpapan belum mampu mengerek posisi Persija di klasemen. Namun, euforia tentu terasa bagi tim yang sudah dua bulan tidak pernah menang. Bagi Jakmania, kemenangan ini diharapkan menjadi titik balik Persija. Di putaran kedua, target mereka cuma satu: menyelamatkan diri dari jerat degradasi.
Pelatih Benny Dollo yang belum sebulan menukangi tim, perlu mendapat tambahan amunisi. Sejujurnya, jika hanya mengandalkan skuad yang ada, maka ambisi untuk bertahan di ISL sebaiknya segera dikubur dalam-dalam. Persija lemah nyaris di semua lini. Minimnya pemain berpengalaman menjadi alasan yang bisa menjelaskan.
Keroposnya lini belakang bisa dilihat dari 29 gol yang bersarang dalam 16 laga. Sektor depan tak kalah memprihatinkan. Pedro dkk baru 14 kali membobol gawang lawan, sehingga rerata gol pun tak sampai satu (0,88 gol per partai). Barisan tengah juga setali tiga uang. Praktis Persija hanya menggantungkan asa pada Robertino Pugliara.
Tidak seperti musim-musim sebelumnya, kali ini Persija lebih banyak mengandalkan pemain muda. Berbeda dengan Ajax Amsterdam atau Arsenal –yang memiliki akademi sepakbola mumpuni—Persija ‘terpaksa’ memainkan para pemain junior lantaran sedang mengalami krisis keuangan.
Sungguh sebuah ironi. Sebagai tim yang berasal dari ibukota negara, tak sepatutnya Persija mengalami kendala seperti ini. ISL masih akan memainkan 17 partai lagi. Secara matematis, Persija masih sangat mungkin untuk selamat. Tapi, jika tak banyak perubahan terjadi, siap-siap untuk menyaksikan tim kebanggaan warga ibukota ini tampil di kompetisi kasta kelas dua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H