Kekalahan tim nasional Indonesia saat menjamu Bahrain, Selasa (8/9) memang menyedihkan. Bermain di hadapan pendukungnya, Bambang Pamungkas dkk tak bisa memberi perlawanan berarti dan keok 0-2. Tapi, yang lebih menyakitkan adalah ucapan pelatih Wim Rijsbergen kepada skuadnya. Hinaan yang ia lontarkan melukai para pemain.
[caption id="attachment_130334" align="alignleft" width="300" caption="Perjuangan para pemain di lapangan tak ada artinya di mata Wim"][/caption] Baru kali ini sepertinya Indonesia dilatih oleh seorang pengecut! Sudah selayaknya seorang pelatih membela anak buahnya. Para pemain memiliki tanggung jawab di lapangan selama 90 menit. Setelah itu, tanggung jawab sudah berpindah ke pundak pelatih. Hal tersebut tidak berlaku di timnas, Wim tidak mau disalahkan atas hasil yang diraih timnya.
Ia mengeluh karena ketika datang kesini tim sudah terbentuk. Menurutnya, para pemain yang ada tidak bisa bermain di level internasional. Hal ini ditolak mentah-mentah oleh Alfred Riedl, eks pelatih timnas yang dipecat Djohar Arifin Husin.
“Hal itu tergantung pemahaman Anda terhadap level internasional. Dia harus melatih dan membimbing timnas Indonesia. Tim ini bukan Jerman atau Belanda! Dia harus tahu di mana dia bekerja!”, ujar Riedl kepada pemimpin redaksi Goal.com.
Merasa dijadikan bemper, para pemain tidak terima. Firman Utina langsung bereaksi atas kelakuan tengil pelatihnya.”Terus terang pemain kecewa dengan pernyataan pelatih. Kita ini satu kesatuan, kalau menang sama-sama senang. Begitu juga sebaliknya,” keluh pemain Sriwijaya itu.
Ancaman mogok juga sempat berhembus. Tapi ini memang dipancing oleh ulah Wim yang mendamprat habis para pemainnya. Saat jeda istirahat seusai babak pertama pertandingan kemarin, pelatih norak asal Belanda ini berteriak kepada skuadnya, “f*ck you all, apabila kalian tidak bermain baik di babak kedua saya akan tendang kalian semua dari tim ini (If you don't play better in the second half I will kick all of you out.)”
Wim seharusnya bersyukur karena tidak dikeroyok oleh pemain. Apa yang ia ucapkan sama sekali menunjukkan kualitas moralnya yang rendahan. Memangnya siapa yang mau kalah? Para pemain yang menjaga kehormatan nama bangsa sudah barang tentu ingin menang.
Indonesia sudah 66 tahun merdeka dari penjajahan Belanda selama 3 ½ abad. Tapi, Selasa (9/9) kemarin, seorang Belanda yang kita bayar mahal untuk menjadi pelatih timnas justru menghina para ‘pahlawan lapangan hijau’ negara ini. Sungguh sebuah penghinaan!
Presiden SBY mungkin merasa malu, kecewa dan marah terhadap tindakan suporter di Senayan yang terus menyalakan petasan. Hampir saja pertandingan itu dihentikan dan kita mendapat sanksi. Saya bisa memaklumi tindakan SBY itu. Tapi, sebagai Warga Negara Indonesia, saya memohon kepada Presiden untuk mempertimbangkan saran ini : segera deportasi Wim Rijsbergen dari tanah air, sebelum ia melanjutkan hinaan-hinaannya terhadap bangsa kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H