Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pantaskah Anas Dapat Kesempatan Kedua dari Jokowi?

11 Maret 2014   21:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:03 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Selasa (12/4/2014) ini, Joko Widodo melantik Anas Effendi sebagai Wali Kota Jakarta Barat. Pengangkatan Anas cukup mengejutkan mengingat yang bersangkutan pernah dicopot dari jabatan sebagai Wali Kota Jakarta Selatan.

Melihat rekam jejak Anas, kita akan dapati bahwa beliau adalah pejabat pamong yang cukup senior. Anas pernah menjabat sebagai Camat Cilandak pada 1995. Karirnya menapak tidak terlalu istimewa. Butuh waktu 16 tahun sebelum akhirnya Anas dipercaya menjadi wali kota. Fauzi Bowo resmi mengangkat pria Betawi ini pada 25 November 2011.

Pukulan telak bagi Anas saat dirinya dimutasi oleh gubernur terpilih, Joko Widodo, Februari 2013 lalu. Anas digeser menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD). Walaupun berada pada eselon yang sama, posisi wali kota tentu saja lebih bergengsi.

Anas sempat melakukan ‘perlawanan’ dengan tidak hadir pada saat pelantikan yang sedianya ia jalani bersama 19 pejabat lain. Beberapa hari kemudian setelah menghadap wakil gubernur, Anas akhirnya dilantik oleh Plt. Sekretaris Daerah.

Saat itu, Jokowi sempat menolak berpolemik soal ‘pencopotan’ Anas. Menurutnya, itu adalah hak prerogatif gubernur. Setiap birokrat harus siap untuk dirotasi dan dimutasi sesuai kebutuhan organisasi. Meski begitu, media berkeyakinan ada alasan khusus di balik mutasi tersebut. Kinerja Anas dinilai tidak memuaskan.

Tidak lama berselang, Anas kembali membuat berita. Kepala BPAD itu tertangkap kamera wartawan sedang tertidur di Sidang DPRD. Padahal, pada waktu bersamaan Jokowi berpidato mengenai tanggapan Raperda RPJMD.

Anas lagi-lagi menarik perhatian karena tidak hadir saat Jokowi mengumpulkan para Kepala SKPD dalam rangka evaluasi penyerapan anggaran, medio Juni 2013.

Pertengahan Februari 2014, Jokowi kembali merombak kabinetnya. Salah satu yang dimutasi adalah Wali Kota Jakarta Barat, Fatahillah. Ia ditunjuk menjadi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Sedangkan enam kepala dinas dan satu kepala badan dicopot, untuk kemudian ditempatkan menjadi Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUP2).

Uniknya, Jokowi tidak langsung menunjuk pengganti Fatahillah. Namun, pada hari itu juga Anas Effendi kembali kehilangan jabatan. Posisinya sebagai Kepala BPAD diisi oleh Prof. Agus Suradika, mantan wakil kepala dinas pendidikan.

Tidak ingin isu berkembang liar, Ahok mengonfirmasi bahwa Anas sedang diusulkan untuk dilantik kembali sebagai wali kota. Khusus untuk jabatan wali kota, gubernur memang harus menyampaikan terlebih dulu kepada DPRD.

Setelah hampir satu bulan non-job, hari ini Anas kembali menduduki posisi prestisius. Berbeda dengan wali kota lain yang dilantik Jokowi di luar kantor (area kumuh, pinggir danau, dll), Anas justru dilantik di Kantor Wali Kota Jakarta Barat yang nyaman dan sejuk.

Dalam pidato saat pelantikan, Jokowi menitipkan sejumlah pesan untuk Anas. Salah satu titik beratnya adalah mengenai pelayanan. “Saya ingin menyampaikan bahwa prosedur bukanlah segala-galanya. Yang terpenting adalah hasil. Jadi, layanilah warga dengan baik, pelayanan kepada warga adalah nomor satu," ujar gubernur.

Menurut Jokowi, semua orang layak mendapatkan kesempatan kedua. “Buat saya kesempatan kedua harus diberi ke siapa pun. Artinya jangan merasa kalau sudah dicopot seterusnya tidak dipakai, itu tidak ada ruang untuk koreksi. Memperbaiki dan biasanya yang ke dua jauh lebih baik,” ungkapnya kepada wartawan.

Mengenai kepantasan atas kesempatan kedua ini, kita tidak bisa menilainya sekarang. Waktu yang akan menjawab seberapa mampu beliau menjawab tantangan yang sesungguhnya tidak mudah ini.

Kinerja Anas juga yang kelak akan menjelaskan bahwa Jokowi tidak salah memilihnya kembali, sekaligus membantah kecurigaan orang bahwa penunjukkan dirinya bernuansa politis. Menjelang pemilu seperti sekarang segala sesuatu akan dengan mudah dipolitisir, termasuk penunjukkan Anas sebagai wali kota.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun