Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Man-U Tak Akan Juara Premier League 2014/15 [Prediksi]

18 Agustus 2014   22:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:13 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408348972837287129


Manchester United menelan kekalahan memalukan di hadapan pendukungnya sendiri pada pekan perdana Premier League 2014/15. Setan Merah menyerah 1-2 di tangan Swansea, Sabtu (16/8).

Hasil satu pertandingan, apalagi di awal musim memang tidak serta merta bisa kita jadikan rujukan dalam membuat prediksi. Kompetisi masih sangat panjang. Kalah di laga pembuka, bisa saja menjadi yang tersenyum terakhir. Rekam jejak Louis van Gaal di klub-klub sebelumnya menguatkan argumen tersebut. Akan tetapi, ‘keberuntungan’ semacam itu belum tentu datang lagi pada meneer Belanda ini.

Van Gaal seharusnya bersyukur timnya menelan kekalahan di laga pembuka. Setidaknya, ia dan staf kepelatihan masih punya waktu menganalisis persoalan dan mencari solusi. Bursa transfer yang belum berakhir juga jadi keuntungan tersendiri. Namun, mencari pemain yang tepat dengan kebutuhan tim serta cocok secara finansial tidaklah mudah.

Masalah mendasar yang paling kentara adalah minimnya bek tengah yang dimiliki MU. Dengan formasi 3-4-1-2 yang sering digunakan Van Gaal, pemilihan tiga orang sebagai tembok di muka gawang sangat krusial. Chris Smalling, Phil Jones dan Johny Evans tidak punya pelapis sepadan. Tylerr Blackett yang dimainkan Van Gaal melawan Swansea kemarin beberapa kali kedapatan grogi. Padahal, kualitas lawan yang dihadapi boleh dibilang di bawah mereka.

Sebetulnya, The Red Devils sudah sejak jauh hari berburu center back. Manajemen juga sadar harus segera mencari pengganti Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand yang hijrah berbarengan di musim ini. Sayangnya, satu per satu bidikan mereka lepas. Thomas Vermaelen digaet Barcelona, sedangkan Matt Humels sepertinya akan setia di Borussia Dortmund selepas diberi jabatan sebagai kapten. Sementara pemain binaan Van Gaal di tim nasional Belanda tak satupun memberi respons positif terhadap kemungkinan menyusul sang mentor.

Belum selesai persoalan di jantung pertahanan, eks pelatih Bayern Muenchen itu harus memikirkan pula solusi di kedua sayap. Dengan skema 3-4-1-2 yang sedang ia gandrungi, Van Gaal mutlak membutuhkan pemain sayap yang mampu bertahan dan menyerang dengan sama baiknya. Selama pramusim, Van Gaal kerap memainkan Antonio Valencia dan Ashley Young. Keduanya memang gemar mengiris pertahanan lawan dari sisi lapangan. Namun, mereka terbiasa bermain dalam formasi 4-4-2 atau 4-3-3 dengan berbagai variannya.

Mengandalkan gelandang sayap (winger) di formasi 3-5-2 sama saja membiarkan lubang menganga. Andai Luke Shaw bebas dari cedera, Van Gaal tak perlu pusing memilih pemain di sebelah kiri. Sementara di kanan, Valencia belum jadi pilihan terbaik. Secara karakter permainan, Rafael da Silva lebih pantas mengisi pos tersebut. Akan tetapi, pemain asal Brasil itu tak kunjung berhasil memenangkan hati Van Gaal. Ia malah lebih dekat dengan pintu keluar Old Trafford.

Melihat skuat yang ada sekarang, modul 3-5-2 serasa dipaksakan untuk The Red Devils. Pertanyaannya, maukah Van Gaal mengubah pendiriannya? Selama ini, pelatih berusia 62 tahun itu dikenal sebagai sosok yang arogan dan agak keras kepala. Jadi, agak sulit membayangkan Van Gaal mau membuka ruang diskusi dan sama-sama mencari solusi atas persoalan yang ada.

Kalau dalam waktu dekat ia bisa menemukan jalan keluar, tak akan jadi soal. Posisinya sebagai pelatih bakal aman. Namun, kalau terus-terusan meraih hasil negatif ia harus siap angkat kaki dari Carrington (markas MU). Ekspektasi demikian besar yang dialamatkan padanya bisa memperkeruh situasi. Padahal, sebelumnya Van Gaal belum pernah dihadapkan pada kompetisi seketat Premier League.

Ajax Amsterdam, Barcelona, Bayern Muenchen dan AZ Alkmaar adalah deretan klub yang pernah ditukangi Van Gaal. Keempatnya berkompetisi di liga yang didominasi segelintir klub elite saja. Ajax, Barcelona dan Muenchen malah termasuk kubu yang dominan. Keberhasilannya bersama AZ tidak bisa dibilang terlalu istimewa, karena praktis di Eredivisie ia hanya harus meladeni perlawanan sengit dari Ajax, PSV atau Feyenoord. Sedangkan di Premier League, disparitas antara kontestan liga tidaklah terlalu signifikan. Pengalaman pertama Van Gaal di akhir pekan kemarin akan membuka matanya.

Jadi, tidak berlebihan kan kalau penulis memilih judul seperti di atas. Man-U tidak akan juara Premier League 2014/15. Setidaknya, perjuangan mereka jika ingin mengembalikan kejayaan seperti yang diraih dua tahun lalu bersama Sir Alex Ferguson akan sangat berat. Dengan handicap yang lebih sedikit, Chelsea dan Manchester City layak diunggulkan sebagai kandidat utama peraih Premier League 2014/15.

[caption id="attachment_338666" align="aligncenter" width="300" caption="Bursa taruhan di beberapa rumah judi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun