Mohon tunggu...
Shelvi Chairunnisak
Shelvi Chairunnisak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esensialisme Dalam Konteks Filsafat Pendidikan: Penerapan Cabang Filsafat Esensialisme dalam Kehidupan Sehari-hari

18 Juni 2024   00:30 Diperbarui: 18 Juni 2024   00:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam konteks pendidikan Aliran esensialisme merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada esensi atau inti dari pengetahuan dan nilai-nilai budaya yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia yang dianggap fundamental. Aliran ini memberikan penekanan khusus pada pengembangan kemampuan akademik siswa kurikulum dan metode pengajaran dirancang untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran.

Esensialisme dalam pendidikan merupakan kritik terhadap praktek pendidikan progresif yang berpandangan bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, mudah goyah, kurang terarah, tidak menentu, dan kurang stabil. Tujuan dari filsafat pendidikan esensialisme adalah ingin membawa karakter siswa dengan membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang abadi dan bermanfaat dalam kehidupan mereka melalui warisan budaya atau nilai-nilai yang telah ada dalam masyarakat, untuk mempersiapkan siswa  menjadi warga negara yang baik dan berkontribusi pada masyarakat, serta mampu melestarikan budaya dan tradisi yang berharga.

Esensialisme dalam konteks filsafat pendidikan merupakan suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya memperoleh pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Esensialisme berasal dari kata essensial yang berarti sifat-sifat dasar atau dari kata asesnsi (pokok). Aliran ini berpedoman pada peradaban sejak zaman Renaissance, yang berkembang dengan megahnya usaha-usaha untuk menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan kesenian. 

  • Dalam kehidupan sehari-hari, esensialisme menekankan pada pendidikan yang praktis, memberikan pengajaran yang logis, dan mampu mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Esensialisme dalam perspektif filsafat pendidikan juga mendukung tujuan pendidikan yang menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui pengetahuan inti yang telah terakumulasi dan teruji oleh waktu, serta memberikan kontribusi dalam merancang tujuan mata pelajaran yang memenuhi kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kehidupan.
    Esensialisme dalam pendidikan memiliki beberapa ciri:
    Mengutamakan kurikulum tetap dan terstandar yang mencakup mata pelajaran inti.
  • Menerapkan metode pengajaran yang berwibawa dan bijaksana, dimana guru bertindak sebagai sumber informasi dan menyampaikan informasi secara langsung dan sistematis kepada siswa.
  • Mengevaluasi hasil belajar siswa menggunakan tes standar yang mengukur kemahiran dalam pengetahuan dan keterampilan

Implementasi Esensialisme dalam kehidupan Sehari-hari

Peran guru dalam implementasi esensialisme dalam bidang Pendidikan adalah sebagai  pakar yang menyampaikan pengetahuan kepada muridnya, sehingga murid bisa menerima dan menguasai pengetahuan yang disampaikan guru.
Contoh Penerapan Esensialisme dalam pedidikan:

  • Sekolah menerapkan kurikulum yang menekankan pada mata pelajaran yang dianggap esensial untuk dipelajari oleh semua siswa, seperti matematika, sains, bahasa, sejarah, dan keterampilan kritis seperti membaca, menulis, dan berpikir kritis. (kurikulum 13).
  • Guru menggunakan metode pengajaran langsung (ceramah) dan memberikan murid kesempatan untuk latihan dan pengulangan. Maka dari itu guru ditutut untuk paham dan mahir dalam mengarah dalam proses pembelajaran
  • Guru memberikan umpan balik yang konstruktif kepada murid. Peran Guru dalam penerapan esensialisme dalam pendidikan yaitu guru sebagai pakar yang menyampaikan pengetahuan kepada murid guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang mata pelajaran yang diajarkannya. guru harus mampu menjelaskan konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh murid.
  • Murid aktif dalam proses belajar mengajar dan berusaha untuk mencapai potensi terbaik mereka melalui pengajaran yang berpusat pada pemecahan masalah, proyek, dan diskusi
  •  Mengadopsi metode evaluasi yang berfokus pada pengukuran pemahaman dan penguasaan konsep-konsep kunci, bukan hanya pada pencapaian nilai atau fakta-fakta tertentu. Seperti mengadakan ujian semester atau Ujian Nasional (UN)

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah Aliran esensialisme merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada esensi atau inti dari pengetahuan dan nilai-nilai budaya yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia, yang bertujuan untuk Membekali murid dengan pengetahuan dan keterampilan yang abadi dan bermanfaat dalam kehidupan mereka dan Mempersiapkan murid untuk menjadi warga negara yang baik dan berkontribusi pada masyarakat, dengan menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun