Cyber Cultural Menjadi Media untuk Perilaku Bullying

Perkembangan teknologi yang melahirkan media sosial sebagai salah satu dari bentuk kemajuan teknologi kian lama semakin berkembang pesat. Salah satu dampak dari adanya media sosial adalah kita bisa menambah teman lewat sosial media dengan begitu kita bisa berinteraksi dengan teman online kita walaupun rumah kita berbeda kota bahkan negar, kita bebas berteman dengan siapa saja bahkan dengan artis sekalipun. Hal ini tentu dapat mempertluas sosialisasi kita walaupun hanya dari sosial media saja.

Namun sayangnya ada saja yang memanfaatkan hal ini sebagai hal yang negatif contohnya saja bullying terlebih lagi sosial media adalah media yang sangat digemari dari semua kalangan dan sudah tak terhitung lagi berpa jumlah pemakainya. Di ilndonesia sendiri pelaku bullying online sangatlah banyak, mereka melontarkan perkataan-perkataan kasar yang tidak seharusnya mereka lontarkan. 

Contohnya seperti boddy shaming itu adalah hal yang sangat lumrah di Indonesia, bahkan pelakunya sendiri rata-rata adalah kalangan anak muda yang kebanyakan adalah perempuan. Seharusya kita sebagai sesama manusia saling memanusiakan tetapi dengan adanya hal ini tentu sangatlah disayangkan. Tak hanya boddy shaming saja, namun ada lagi banyak hal yang bisa menjadi bahan bullying bagi si pelaku tidak bertanggung jawab ini. 

Ada dua hal menurut penulis yang bisa didapat melaui adanya bullying, bagi orang yang memiliki mental kuat mungkin mereka akan menjadikan bullying sebagai motivasi untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, namun sayangnya tidak semua manusia punya pemikiran yang sama dengan mental yang sama juga. 

Bagi mereka yang tidak memiliki mental kuat mereka akan menglami depresi yang sangat kuat bahkan hal ini bisa mengakibatkan seseorang untuk melakukan bunuh diri, hal ini tentu sangatlah tidak baik bila bullying tetap diteruskan. Maka dari itu sebaiknya kita sebagai manusia harus belajar untuk memanusiakan manusia agar hal-hal negatif tersebut tidak terjadi lagi.