Mohon tunggu...
Shelomitha Zaskia
Shelomitha Zaskia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Hobi menggambar, memasak, menonton, dan menulis. Tertarik pada budaya Jepang dan Thailand.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Putri, Bayang Harapan Tanah Pertiwi

1 April 2024   13:48 Diperbarui: 1 April 2024   13:51 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: betahita

"Kamu ingin kembali bukan? aku bisa membawamu!"

Hening sejenak sebelum Saka mengiyakan ajakan teman barunya itu, yang tentu dengan senang Morea menarik tangannya guna melayangkan Saka bersamanya. Dari atas sini dapat dengan jelas Saka melihat hamparan hutan Jawa yang selama ini hidup berdampingan dengannya. Ibunya selalu melarangnya masuk ke dalam hutan karena banyaknya binatang buas dan medannya yang cukup ekstrim, belum lagi cerita mengenai mitos-mitos dari hutan itu.

"Indah kan?"

Saka mengangguk tak bisa lebih setuju lagi, karena memang hutan itu sangat indah seperti surga yang tersembunyi di bumi. Ia mengerti sekarang mengapa banyak sekali orang yang mengagumi tempat tinggalnya. Kedua remaja itu terus melayang menikmati angin yang menari di udara, menerpa wajah keduanya dengan lembut. Dengan sesekali melihat flora serta fauna yang jarang Saka lihat di luar hutan. Matahari sudah memberi semburat merahnya di barat tanda salam perpisahan ketika mereka mencapai perbatasan hutan.

"Datanglah kembali sesekali, aku akan menemanimu lagi untuk menjelajah seperti tadi uh.."

"Saka. kamu bisa memanggilku Saka." Senyumnya mengenalkan diri

"Baiklah Saka, sampai jumpa lagi!" perempuan itu kembali memasuki hutan meninggalkan Saka yang melambaikan tangannya. Ketika sepucuk hidungnya tak terlihat lagi, Saka memutuskan untuk kembali pulang juga. Ia yakin ibunya akan mengomelinya sehabis ini.

...

"Rea!!" Seru lelaki dengan tubuhnya yang sudah meninggi dari lima tahun yang lalu itu. Yang dipanggil langsung menunjukkan dirinya dari balik pohon besar tempat mereka pertama bertemu, hingga sekarang menjadi tempat keduanya bertemu dalam rutinitas menjelajah mereka.

"Saka! aku kira kamu tak datang hari ini, bukankah kamu ada ujian?"

"Tidak jadi, ujiannya diundur minggu depan" ia membawa tubuhnya ikut terduduk pada akar pohon disamping temannya. Saka memang sudah memasuki tahun terakhirnya di SMA. Sudah lama sejak mereka pertama kali bertemu, hutan ini pula banyak berubah mengingat jumlah penduduk yang bertambah di wilayah sana. Penduduk sudah mulai berani memasuki hutan untuk mencari kebutuhan sehari-harinya. Karenanya ia dan Morea sudah tak bisa leluasa berterbangan kesana kemari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun