MASYARAKAT PURBA BARU MEMERIAHKAN HARI RAYA IDUL FITRI
Oleh:
Shelly Madinah
Mahasiswi STAIN Â Mandailing Natal
Â
Â
Di Purba-Purba-baru, masyarakat begitu juga dengan Naposo Nauli Bulung dalam memeriahkan hari Raya ldul Fitri ,dimana kekompakan antara masyarakat dan Naposo Nauli Bulung begitu melekat sehingga mereka bisa bekerja sama dalam memeriahkan hari Raya ldul Fitri.Dimana masyarakat mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat hari raya idul fitri tersebut.
 Â
 Pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut masyarakat dan naposo nauli bulung akan musyawarah tentang apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat hari raya nanti disitulah mereka mulai merencanakan dan merancang apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan baik masyarakat dan naposo nauli bulung itu sendiri .akan tetapi yang paling berperan dalam kegiatan itu sendiri lebih banyak naposo nauli bulungnya saja Â
Â
Naposo Nauli bulung biasanya sebelum mengadakan acara itu sendiri berusaha mengumpulkan dana seperti memungut dari para anggota NNB.dan Apabila masih kurang dana biasanya mereka akan mengadakan penggalangan dana di jalan raya dengan mengandalkan kereasi seperti memakai pakaian badut untuk menarik perhatian para pengguna jalan sehingga mereka memberikan sedikit rezekinya dengan suka rela.
Â
 Sesusah itu mereka juga bekerja sama untuk membuat panggung untuk acara memeriahkan hari raya idul fitri tersebut seperti ,mencari lokasi dimana panggung akan di dirikan , setelah mendapat tempat, mereka juga gotong royong untuk membersihkan area setempat, begitu juga mereka bersama sama untuk mencari alat alat dan bahan bahan yang perlu untuk mendirikan panggung dan tempat tersebut dengan tujuan untuk membuat kenyamanan dan tempat yang layak .
 Adapun biasanya kegiatan yang dilakukan pada saat memeriahkan hari raya idul fitri itu sendiri seperti pada malam l Syawal masyarakat dan naposo nauli bulung, berkeliling kampung Purba baru membawa obor yang bermacam macam bentuk ada sebagian obornya biasa saja akan tetapi ada juga obor yang di bentuk seperti gambar Masjid,Rumah dan sebagainya ,sambil takbir keliling bersama anak anak yang membawa obor tersebut,dan obor siapa yang paling bangus biasanya mendapat hadiah .
 Sedangkan di siang hari biasanya di iringi dengan permainan seperti lomba ,azan,makan kerupuk,dan di malam ke 2 Syawal pembukaan kata kata dari  bapak Kepala Desa,dan Hatobangan dan do'a dari ustad, sekaligus acaranya di isi oleh anak anak lomab menari dimana biasanya di setiap dusun ada kelompok yang ikut menari.dan di siang harinya dilaksanakan ibu-ibu tarik tambang dan naposo nauli bulung makan kerupuk,memasukan paku dalam botol,begitu juga di malam ke 3  Syawal masih  diisi oleh kegiatan anak anak lomba menari sedangkan di siang harinya di isi oleh kegiatan seperti mencari koin dalam tepung.
 Dan di malam ke 4 syawal dimana kegiatan di isi oleh hiburan masyarakat yaitu konser dimana masyarakat mengundang penyanyi untuk menghibur masyarakat,biasanya pas di malam konser banyak orang orang untuk menonton apalagi bapak-bapak begitu juga dengan anak anak muda biasanya yang paling ramai hanya di malam konser itu saja. Sedangkan di siang harinya dilaksanakan kegiatan panjat pinang pada saat itu lah momen yang paling seru dan menegangkan dimana banyak para pemain yang tidak bisa mencapai hadiah yang sudah di siapkan.
Â
Pada saat itu pula ,siapa pemain yang mencapai  tujuan pertama akan mengambil hadiah amplop, kemudian mengambil hadiah lainnya contohnya seperti satu kardus Indomie yang dimana Indomie tersebut akan di bagi-bagi kepada penonton sehingga terjadilah perebutan Indomie tersebut.dan di malam harinya dimana malam ke 5 Syawal disitulah malam penutupan biasanya mengadakan acara lelang dimana pihak panitia menyiapkan panggang ataupun barang atau makanan yang lain yang bisa untuk di lelang biasanya yang ikut melelang hanya kaum anak muda dan bapak bapak saja .
 Â
 Pihak panitia juga akan mengumumkan siapa saja yang menang dan mendapatkan hadiah yang sudah di siapkan oleh panitia dalam rangka merayakan hari raya idul fitri tersebut.dengan demikian masyarakat dan naposo nauli bulung begitu antusias dalam memberikan kenyamanan kepada para penonton agar merasa tenang pada saat pelaksanaan acara tersebut karna mereka merasa kebahagiaan masyarakat adalah kebahagiaan mereka juga sehingga mereka berusaha memberikan yang terbaik kepada masyarakat Purba baru.
 Bisa dikatakan juga bahwa acara tersebut sudah menjadi kebiasaan di desa tersebut sehingga apabila kemungkinan acara tersebut tidak di adakan bisa saja masyarakat khususnya NNB Purba baru merasa ada yang kurang dari tahun tahun sebelumnya,karna biasanya setiap lebaran idul fitri,itu sudah bisa di katakan kebiasaan yang sulit untuk di tinggalkan karna itu sudah  termasuk hiburan masyarakat di desa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H