Mohon tunggu...
Shella Widia Arum
Shella Widia Arum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Program studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hobi : Membaca dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kolaborasi Keluarga dan Perguruan Tinggi dalam Membentuk Karakter Mahasiswa

6 Desember 2024   10:57 Diperbarui: 6 Desember 2024   11:49 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pendidikan karakter adalah salah satu pilar penting dalam menciptakan generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki moralitas dan nilai-nilai luhur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Karakter menjadi elemen pembeda yang membentuk kepribadian seseorang di tengah kompleksitas sosial. Dalam konteks ini, pendidikan formal di kampus dan pendidikan informal yang berasal dari keluarga memiliki peran yang saling melengkapi.

Karakter seseorang mulai dibentuk sejak usia dini melalui pengaruh keluarga, khususnya orang tua. Rumah menjadi "sekolah pertama" yang membangun fondasi karakter seorang anak. Menurut Kemdikbud, pendidikan karakter adalah upaya menanamkan nilai-nilai seperti disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab secara holistik yang melibatkan aspek intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Nilai-nilai ini ditanamkan melalui berbagai metode seperti keteladanan, pembiasaan, dan komunikasi yang efektif.

Sebagai contoh, orang tua yang menunjukkan perilaku positif seperti empati, kejujuran, dan disiplin, secara tidak langsung mengajarkan anak-anak untuk meniru perilaku tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak cenderung belajar lebih efektif melalui observasi ketimbang hanya melalui instruksi verbal. Keteladanan ini menjadi fondasi penting yang akan terus dibawa hingga dewasa.

Kampus sebagai institusi formal memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan pembentukan karakter yang telah dimulai di rumah. Melalui aktivitas organisasi, diskusi akademik, dan kegiatan sosial, mahasiswa didorong untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, serta memperkuat integritas pribadi. Misalnya, mahasiswa yang aktif dalam organisasi sering kali belajar tentang kepemimpinan, kerja sama tim, dan empati terhadap sesama.

Namun, pengalaman menunjukkan bahwa kekuatan karakter seseorang di kampus sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang telah ditanamkan di rumah. Ketika seseorang telah memiliki dasar karakter yang kuat, kampus hanya perlu memperkuatnya. Sebaliknya, jika nilai-nilai tersebut belum terbentuk, proses pembentukan karakter di kampus akan memakan waktu lebih lama.

Kolaborasi antara orang tua dan kampus menjadi kunci keberhasilan pendidikan karakter. Orang tua dapat terus memberikan dukungan emosional dan memantau perkembangan anak, sementara kampus berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual dan sosial.

 Dalam hal ini, ada beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan:

1. Keteladanan Orang Tua. Orang tua yang konsisten menunjukkan perilaku positif menjadi contoh nyata bagi anak-anak. Misalnya, memperlihatkan kejujuran dalam tindakan sehari-hari akan membuat anak memahami pentingnya integritas.

2. Pembiasaan Nilai Positif di Rumah. Kebiasaan sederhana seperti mengucapkan terima kasih, meminta maaf, atau menghormati orang lain dapat memperkuat moral anak sejak dini. Pembiasaan ini menjadi landasan penting yang mendukung perkembangan karakter di kampus.

3. Penguatan Positif. Memberikan apresiasi atas perilaku baik anak membantu memperkuat kebiasaan tersebut. Hal ini mendorong anak untuk terus mempertahankan nilai-nilai yang telah diajarkan.

4. Komunikasi Terbuka. Dialog yang sehat antara orang tua dan anak membantu menciptakan rasa aman dan mendukung. Anak-anak yang merasa didengar akan lebih mudah menyerap nilai-nilai yang diajarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun