Kamu pemilik hatiku. Kamu yang selalu membuatku bahagia. Kamu yang membuatku selalu ingin bersamamu. Kamu yang membuatku menangis. Kamu yang membuatku gila bila tanpa mu. Sudah hampir tiga tahun kita bersama, banyak sekali cerita kita yang mungkin aku sendiri lupa untuk mengabadikannya di kertas coretan atau di microssoft word atau bahkan memfotonya, ahh biarlah tapi aku pasti menyimpannya di otak dan hatiku.
Suka duka asam manis percintaan sudah kita lalui bersama. Banyak sekali rintangan dalam hubungan kita, adanya orang ke 3, teman yang tidak suka dengan hubungan kita, mantan yang selalu muncul pada saat yang tidak tepat, tidak direstui orang tua, orang yang mengadudomba kita karna dia suka salah satu dari kita, teman yang tiba-tiba menyatakan cinta, atau teman yang suka dan selalu menganggu kita. Ahh semuanya sudah kita lalui, sampai pada akhirnya aku memilih untuk menyerah, menyerah karna aku lelah aku menyerah aku tidak kuat dengan semuanya, dan aku memilih untuk berpaling. Dan ternyata kau pun berfikir demikian. Hampir dua bulan kita lost contact, mengisi hari dengan kesibukan namun dengan hati kosong, dengan air mata yang takkan ada habisnya setiap malam.
Haahh enatahlah tapi itu yang ku rasakan, sampai pada akhirnya kau kembali menyapaku.
Yaa menyapa dan membuat ku bimbang, apakah aku harus senang atau malah sebaliknya, aku pun memilih untuk mengabaikan  mu, namun aku pun tak bisa membohongi perasaan ku aku pun merindukanmu sangat merindukanmu. Tapi pada saat itu aku sudah memiliki pasangan dan kau pun begitu, miris memang mendengar dia sudah menpunyai pasangan dan aku pun yakin dia pun sebaliknya. Entah apa yang ada di kepala kita, kita tetap bertemu dan saling membohongi pasangan kita. Dan pada akhirnya semua itu menjadi petaka, aku dan kamu menghancurkan hati dia mereka yang masuk kehubungan kita, dan mereka tidak mengeri apa. Namun mereka tersakiti…..
Aku harus melakukan apa tuhan, aku menyakiti dia dan kamu menyakiti dia. Mereka tulus menyayangi kita namun kita membalas mereka dengan cara yang salah, maaf beribu maaf mungkin takan bisa mengurangi sakit mereka, yaa aku pun mengetahuinya, lalu aku harus berbuat apa ? semua pasti tidak akan merubah keadaan. Aku sudah terbiasa dengan mu, dan akupun masih menyayangi mu, aku belum bisa melupakan KITA. Semua tentang aku dan kamu, aku takan bisa untuk melupakannya. Maaf untuk kalian hati yang tersakiti di antara KITA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H