Penelitian tentang ekspor sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya baik yang dilakukan oleh peneliti di dalam negeri maupun peneliti di luar negeri.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ridwannulloh & Sunaryati, 2018), (Rosyadi et al., 2021), (C. J. Karlina et al., 2022) menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara PDB per kapita dengan ekspor CPO, namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pratomo & Saputra, 2022) yang menyatakan justru PDB per kapita tidak berpengaruh terhadap ekspor CPO hal tersebut disebabkan karena faktor permintaan suatu barang memiliki banyak indikator yang mempengaruhinya.
(Ridwannulloh & Sunaryati, 2018), (Nurmalita & Wibowo, 2019) , (Hamzah & Santoso, 2020) melakukan penelitian yang menyatakan bahwa antara kurs dengan ekspor CPO memiliki hubungan yang negatif. Tapi hal ini bertolak belakang dengan penelitian dari (Asliyana & Setyowati, 2022), (C. J. Karlina et al., 2022), (Santosa et al., 2022) yang menyatakan bahwa kurs dengan ekspor CPO memiliki hubungan yang positif dan signifikan karena jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun terhadap mata uang asing, maka volume ekspor akan meningkat.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hardianto et al., 2020), (Asliyana & Setyowati, 2022) bahwa harga internasional CPO berpengaruh positif signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia dikarenakan harga minyak kelapa sawit (CPO) di pasar internasional sering mengalami fluktuasi, dan perubahan-perubahan tersebut mungkin memengaruhi jumlah ekspor CPO dari Indonesia ke pasar internasional. Dinamika ini dapat berdampak pada volume total ekspor CPO. Ketika harga suatu produk naik, jumlah produk yang ditawarkan biasanya akan meningkat, dan sebaliknya. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh (C. J. Karlina et al., 2022), (Nuryanto & Ekasari, 2023) yang menyatakan bahwa hubungan antara harga CPO internasional dan jumlah ekspor CPO memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh (Nurmalita & Wibowo, 2019) menyatakan hal berbeda yang mana penelitian tersebut menyatakan bahwa harga CPO internasional berpengaruh positif tidak signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke negara India.
(Hamzah & Santoso, 2020), Â (C. J. Karlina et al., 2022) melakukan penelitian yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi CPO berpengaruh positif terhadap volume ekspor CPO Indonesia hal ini dapat dijelaskan bahwa jika semakin meningkat harga ekspor crude palm oil maka volume ekspor akan mengalami penurunan dikarenakan negara pengimport akan membatasi pembelian crude pam oil atau sebaliknya jika harga ekspor crude palm oil mengalami penurunan maka negara pengimpor akan meningkatkannya konsumsi crude palm oil pada negara tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ridwannulloh & Sunaryati, 2018) yang menyatakan bahwa variabel konsumsi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor CPO Indonesia.
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan konfigurasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Oleh karena itu, kerangka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berpendapat bahwa ekspor minyak sawit dari Indonesia (variabel dependen) bergantung pada berbagai faktor, antara lain PDB per kapita lima negara tujuan, nilai tukar rupiah, harga minyak kelapa sawit internasional dan konsumsi per kapita lima negara tujuan sebagai variabel independen.
Â
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian