Mohon tunggu...
Shella Nirmala Putri Supandi
Shella Nirmala Putri Supandi Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate

Saya merupakan seorang fresh graduate dengan title lulusan terbaik pertama di prodi ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2024 dengan IPK 3.97. Saya senang belajar hal baru dan berorientasi pada detail serta tersturuktur. Saya juga pernah tergabung dalam organisasi Youthpreneur sebagai anggota dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, analitis, kerja sama tim, public speaking. Dengan pengalaman akademis, telah mengembangkan keterampilan analisis data yang kuat, kemampuan dalam menyusun laporan keuangan, serta pemahaman yang baik tentang konsep ekonomi makro dan mikro, analisis ekonomi, penelitian ekonomi, serta kemampuan mengoperasikan ms. office (excel, word, power point) dan eviews.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Determinan Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Ke Lima Negara Tujuan Utama Tahun 2013-2022

29 September 2024   21:00 Diperbarui: 29 September 2024   21:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prob(F-statistic)

0.000000

Dari tabel 12 menunjukkan hasil analisis regresi data panel dengan pendekatan random effect model. Dari tabel diatas terlihat persamaan regresi sebagai berikut:

EKSCPO = -11.21120 - 0.023671*PDB + 1.298546*KURS - 0.054244*HACPO + 0.881926*KON

Berdasarkan hasil penelitian di atas, masing-masing pengaruh variabel independen terhadap ekspor CPO Indonesia dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut:

  • PDB Per Kapita Negara Tujuan terhadap Ekspor CPO Indonesia

Hipotesis pertama (H1) adalah PDB per kapita negara tujuan tidak berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap ekspor CPO. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi di atas, tingkat signifikansi sebesar 0.2892 (p > 0.05) dengan nilai koefisien regresi yaitu -0.023671 maka dapat disimpulkan bahwa PDB per kapita negara tujuan tidak berpengaruh terhadap ekspor CPO. Sehingga hipotesis pertama (H1) ditolak.

Peningkatan pendapatan masyarakat tidak berpengaruh dengan peningkatan atau penurunan permintaan CPO indonesia. Pertumbuhan PDB per kapita yang tinggi di suatu negara dapat mengarah pada perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat yang lebih tinggi pendapatannya cenderung beralih ke konsumsi produk-produk lebih berkualitas dan beragam, termasuk dalam hal minyak makan. Sebagai contoh, minyak kelapa sawit (CPO) mungkin bukan pilihan utama bagi konsumen dengan pendapatan tinggi karena preferensi terhadap minyak nabati lain yang dianggap lebih premium. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi permintaan dan ekspor CPO dari negara tersebut. Sehingga, ekspor CPO dapat terpengaruh negatif karena adanya pergeseran preferensi konsumen.

Kegiatan ekspor menurun disebabkan juga oleh terjadinya perang dagang AS-China sehingga memiliki dampak terhadap PDB perkapita negara India termasuk impor yang menurun akibat pelemahan permintaan domestik, serta penurunan PDB perkapita negara India terjadi karena adanya pandemi yang membuat kebijakan lockdown di negara India. Penurunan PDB per kapita juga terjadi di negara Pakistan dan Amerika Serikat pada tahun 2020 yang terjadi karena adanya pandemi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PDB per kapita negara tujuan ekspor tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor CPO Indonesia, artinya besar atau kecilnya nilai PDB per kapita negara tujuan ekspor tidak menentukan terhadap nilai ekspor Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ramadhani, 2020) bahwa penyebab ketidaksignifkan ini dikarenakan komoditas ini sebagai kebutuhan pokok utama masyarakat sehingga volume ekspor tidak akan berubah ketika pendapatan mengalami kenaikan atau penurunan.

Hasil penelitian sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aprilia et al., 2023) yang menyatakan bahwa PDB per kapita tidak berpengaruh signifikan. PDB negara tujuan ekspor tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan dapat disebabkan karena berbagai pihak yang terlibat seperti masyarakat tidak secara langsung menggunakan CPO, tetapi CPO masih perlu diproses lagi sebelum diproduksi. Kegiatan ekspor CPO tetap dimaksimalkan walaupun nilai PDB per kapita negara tujuan sedang naik atau turun, Indonesia tetap mampu untuk melakukan kegiatan produksinya. Tidak berpengaruhnya PDB per kapita negara pengimpor terhadap nilai ekspor CPO Indonesia karena mengingat CPO adalah minyak nabati yang konsumsinya paling besar di dunia diantara minyak lainnya seperti kedelai, minyak repeseed, dan minyak bunga matahari.

  • Kurs terhadap Ekspor CPO Indonesia

Hipotesis kedua (H2) adalah Kurs berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap ekspor CPO. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi di atas, tingkat signifikansi sebesar 0.0000 (p < 0.05), serta nilai koefisien regresi yaitu 1.298546 maka dapat disimpulkan bahwa kurs berpengaruh signifikan dan dengan arah positif terhadap ekspor CPO. Sehingga hipotesis kedua (H2) diterima.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun