Aku akan memulai ceritaku ini dari awal aku masuk Perguruan Tinggi. Mungkin memang bukan tempat yang aku inginkan selama ini karena aku ingin meraih cita-citaku. Tetapi Tuhan telah berkehendak lain atas jalan hidupku, dan orangtuaku pasti memilihkan tempat yang bener-bener baik untuk masa depanku.
Awal memasuki gerbang yang dinamakan perguruan tinggi ini aku merasa bahwa jalan hidupku sudah berhenti disini dan akhir dari ceritaku adalah aku harus menempuh pendidikan ditempat yang tidak aku inginkan selama 3 tahun kedepa. Aku putus asa, aku frustasi, aku seolah membiarkan diri ini berjalan sendiri tanpa seorang teman, tanpa tujuan dan tanpa arah yang tepat. Aku berpikir seolah Tuhan sudah tak meyayangiku lagi , sehingga aku dibiarkan seperti ini. Orangtuaku pun terus memberikan semangat setiap hari walaupun mereka sudah tahu bahwa ini bukan tempat yang sebenarnya buatku. Tapi mereka tersenyum seolah meandakan bahwa aku bisa melewati fase ini, fase dimana aku terpuruk dan dipaksakan untuk menempuh pendidikan yang sama sekali aku tak meyukainya.
Tetapi semua pikiran negative yang aku lontarkan kepada semua pihak yang ada didekatku seperti orangtua, keluarga, sahabat dan perguruan tinggi selama ini adalah salah. Aku mendapatkan sesuatu yang sangat berharga disini. Mungkin diawal-awal proses belajar mengajar aku acuh tak acuh dan bahkan semua pelajaran yang diberikan tidak masuk kepikiranku sama sekali. Aku bingung! aku putus asa! aku marah! aku harus bagaimana dengan keadaan ini ? Tuhan tolong aku! Aku merasa bahwa aku sudah tidak sukses dalam jurusan ini, tetapi aku meuruti kata Ibuku, seseorang yang amat sangat berharga dalam hidupku. Beliau berkata”Sudahlah nak, ini masih awal, jalani saja dulu. Ini sama halnya seperti kamu masuk SMA , semua dimulai dari awal hingga kamu sudak sukses di Biologi seperti sekarang ini. Di bangku perkuliahanpun seperti itu nak, kamu harus memulainya dari awal. Percaya sama Ibu pasti kamu akan mendpatkan jalan lurus setelah jalan buntu seperti sekarang”. Itu adalah kata-kata yang tak pernah aku lupakan sampai sekarang ini. Dan alhasil aku sekarang sudah menemukan jalan yang Ibu bilang, Jalan lurus yang selama ini aku cari untuk mencapai masa depan.
Aku mulai bersemangat lagi untuk menempuh pendidikan disini, aku sudah mulai menyukai dan tidak pernah meremehkan semua pelajarn yang Dosen berikan. Ini seperti cerita SMA ku , dimana aku ingin bersekolah disekolah favorit dan Negeri, tetapi karena ketiadaan biaya akhirnya orangtuaku menyekolahkanku disebuah sekolah Swasta yang tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Namun, setelah aku mndalam dan menyelami bahkan aku menyukai sekolah SMA ku itu, aku mulai menemukan sebuah titikkesuksesan bahwa aku bisa menjadi yang terbaik dimanapun, selagi aku mau berusaha dan berdoa. Terimakasih untuk sekolah SMA ku yang telah memberikan aku berbagai macam ilmu dan pengalaman selama 3 tahun (2011/2014) yaitu SMA SEJAHTERA PRIGEN. Terimakasih juga untuk Kepala Sekolahku yang telah mendorong semangatku tumbuh lagi, bahwa dimanapun kita bersekolah sekalipun itu swasta jika kita bersungguh-sungguh kita akan menjadi juara, semua tergantung niat dari diri kita sendiri, terimakasih Kepada Bapak Teguh Hariawan.
Aku Bangga Menjadi Siswi Didikmu Selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H