Mohon tunggu...
Shella Safira
Shella Safira Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Be Wise!

Selanjutnya

Tutup

Money

Digital Marketing sebagai Upaya Komunitas FORMEKERS Bergerak Maju

11 Juni 2022   21:30 Diperbarui: 11 Juni 2022   21:43 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi pandemi covid telah mewabah di Indonesia dalam kurun waktu 2 tahun. Pandemi memberikan dampak terhadap seluruh sektor di Indonesia, termasuk ekonomi dan bisnis. Dalam upaya untuk beradaptasi di tengah pandemi, para pelaku ekonomi dituntut untuk melakukan penyesuaian terhadap pergantian era, dimana saat ini telah terjadi perubahan menjadi era digital. Perubahan ini menuntut para pelaku usaha untuk dapat mengikuti perubahan cara kerja dan teknologi, sehingga terjadi ketergantungan terhadap teknologi. Oleh karena itu, para pelaku UMKM diwajibkan untuk memasarkan produknya melalui pasar daring. Namun nyatanya, tidak semua pelaku bisnis dapat beradaptasi dengan baik, sehingga terjadi penurunan jumlah pendapatan.

Dilansir dari CNN Indonesia, 80 persen pelaku dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah mengalami penurunan pendapatan selama setahun terakhir. Tercatat 53 persen pelaku UMKM mengalami kesulitan dalam mendistribusikan produknya (CNN Indonesia, 2021). Salah satu pelaku UMKM yang terkena dampak dari ketidakmampuan dalam mengikuti perubahan era ini yaitu FORMEKERS (Forum Mebel Kerajinan dan Seni). Komunitas ini bergerak di bidang mebel, kerajinan, dan seni yang beralokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 8 Yogyakarta. 

Terbentuknya FORMEKERS ini berawal dari ide abstrak yang muncul dari salah satu anggota. Meskipun terbilang ide abstrak, tetapi komunitas FORMEKERS mengedepankan asas kekeluargaan, yakni saling bahu-membahu untuk mengembangkan komunitas. Pertahanan yang konsisten dari awal terbentuknya komunitas FORMEKERS, menunjukkan keberhasilan mereka dalam menghadapi persoalan yang ada hingga saat ini. Keberhasilan FORMEKERS ini ditunjukkan dalam lingkup internal komunitas itu sendiri. 

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab dari ketidakmampuan FORMEKERS dalam beradaptasi mengikuti perubahan era saat ini. Penyebab utamanya adalah sumber daya manusia yang tidak memadai untuk mengikuti proses digitalisasi masa ini. Kesenjangan kapasitas antara generasi muda dengan generasi sebelumnya ternyata cukup berpengaruh, khususnya dalam bidang penguasaan teknologi. FORMEKERS yang didominasi oleh kelompok umur 45 sampai dengan 60 tahun ternyata membuat komunitas ini tidak dapat mengikuti perubahan era dengan maksimal. Hal ini menyebabkan FORMEKERS tidak dapat berkompetisi dengan pelaku usaha lain dalam memperdagangkan usahanya melalui pasar daring. Dapat disimpulkan bahwa masalah utama yang terdapat pada komunitas FORMEKERS adalah kompetensi dari sumber daya manusia untuk memanfaatkan teknologi. 

Kurangnya kemampuan anggota dalam mengikuti tuntutan pada era digitalisasi ini menjadi penghambat untuk keberlangsungan komunitas di masa mendatang. Terlihat dari media informasi yang dimiliki oleh FORMEKERS, yakni Instagram dengan username @formekers yang hanya memiliki sejumlah 612 pengikut. Kemudian telah mengunggah sebanyak 669 postingan, namun seluruh unggahan tersebut dapat dikatakan hanya sebagai bentuk dokumentasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa komunitas FORMEKERS belum mampu memanfaatkan media sosial, yakni Instagram secara maksimal untuk melakukan digital marketing. Terlebih lagi, media sosial terkait tidak memunculkan interaksinya dengan publik. Padahal, dampak dari penggunaan digital marketing ini mampu memberikan keuntungan yang mencakup beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut diantaranya, branding, perluasan jangkauan jaringan, dan peningkatan akan kepercayaan dari para pelaku UMKM (Wati, A., Martha J., & Indrawati A., 2020). 

Melihat fakta lapangan mengenai permasalahan yang ada pada komunitas FORMEKERS, peneliti akan menyarankan solusi berupa pemaparan konsep, pelatihan, dan merealisasikan praktik mengenai digital marketing. Implementasi digital marketing yang disarankan berupa konten interaktif ataupun infografis yang dikemas secara kreatif dan menarik. Harapan peneliti, komunitas FORMEKERS mampu berproses untuk mengembangkan dan menghasilkan pencapaian yang tertunda akibat kurangnya pemahaman dan proses adaptasi dalam menghadapi perubahan. 

Daftar Pustaka :

Wati, A., dkk. (2020). Digital Marketing. Malang: Edulitera

CNN Indonesia. (2021). Keuntungan 80 Persen UMKM Turun Selama Pandemi. Diakses melalui  https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210728105115-92-673202/keuntungan-80-persen-umkm-turun-selama-pandemi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun