Provinsi Banten, yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, dikenal sebagai salah satu wilayah yang memiliki perkembangan pesat di Indonesia, baik dalam hal kependudukan maupun perekonomiannya hal ini pula menjadikannya salah satu provinsi terpadat di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi memegang peran penting dalam proses pembangunan ekonomi suatu negara. Setiap negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, menjadikannya sebuah isu yang kompleks dan multidimensi.Â
Data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Banten mengalami fluktuasi dari tahun 2019 hingga 2023. Pada tahun 2020, terjadi penurunan tajam sebesar -31,23%, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19. Kondisi ini berlanjut dengan penurunan sebesar -9,2% pada tahun 2021, mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi daerah ini dalam upaya pemulihan.
Namun, pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Banten kembali meningkat hingga mencapai angka positif sebesar +19,37%. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan, didorong oleh pembukaan kembali kegiatan ekonomi dan peningkatan produksi di sektor-sektor utama. Pada tahun 2023, pertumbuhan mengalami sedikit penurunan sebesar -4,49%, yang mungkin disebabkan oleh fluktuasi pasar atau tantangan ekonomi global yang mempengaruhi ekonomi daerah.
faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi salah satunya yakni dari segi aspek gender, yang dapat berhubungan dengan bagaimana peran dan kesempatan bagi setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, dalam ekonomi negara tersebut.
Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Banten mencapai 12.431.390 jiwa. Komposisi penduduk ini hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan, dengan 50,9% laki-laki dan 49,09% perempuan. Distribusi yang cukup merata ini mencerminkan keseimbangan gender di Banten, yang berpengaruh pada berbagai aspek sosial dan ekonomi.
Tingkat Pengangguran yang Masih Tinggi
Meskipun perekonomian menunjukkan pemulihan, Banten masih menghadapi tantangan dalam hal tingkat pengangguran terbuka. Pada tahun 2024, tingkat pengangguran terbuka di Banten tercatat sebesar 7,02%. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya, pengangguran masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah. Pemerintah Banten telah melakukan berbagai inisiatif, seperti pelatihan kerja dan pembukaan pabrik-pabrik baru, untuk membantu menurunkan angka pengangguran. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal dan menyerap lebih banyak angkatan kerja.
Sektor-Sektor Ekonomi Utama
Perekonomian Banten didorong oleh berbagai sektor, dengan sektor industri pengolahan menjadi yang paling dominan. Pada tahun 2024, sektor industri pengolahan menyumbang sekitar 33% dari perekonomian Banten. Hal ini menunjukkan bahwa Banten merupakan pusat industri yang penting, terutama di wilayah-wilayah seperti Tangerang dan Cilegon yang memiliki banyak pabrik dan industri besar.
Selain itu, sektor perdagangan besar dan eceran, termasuk reparasi mobil dan sepeda motor, berkontribusi sebesar 13% terhadap perekonomian. Sektor ini penting karena mendukung kebutuhan masyarakat lokal sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi penduduk. Sektor konstruksi juga menjadi salah satu sektor utama, dengan kontribusi sekitar 10%. Perkembangan infrastruktur di Banten, termasuk pembangunan jalan, perumahan, dan fasilitas umum, terus menjadi prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sektor-sektor lainnya, yang mencakup berbagai jenis usaha dan layanan, menyumbang sekitar 44% terhadap ekonomi Banten. Beragamnya sektor ini menunjukkan bahwa Banten memiliki potensi ekonomi yang luas, mulai dari jasa hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang mampu menopang ekonomi daerah secara keseluruhan.