Kemarin, tepatnya hari Kamis dini hari, 27 November 2014, Rumah Sekretariat Serikat Petani Karawang (Sepetak), di Perumahan Grand Peramatan, Kampung Lamaran, Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur dikabarkan diserang dengan dilempari bom molotov oleh orang tidak dikenal.
Kejadian ini diduga merupakan buntut dari aksi Sepetak yang selalu melakukan perlawanan terkait sengketa lahan seluas 350 hektar yang meliputi tiga desa, yaitu Desa Wanasari, Wanakerta, dan Margamulya di Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang.
Tetapi sepertinya ada yang ganjil dalam kejadian ini karena seperti tidak ada impact yang besar dari serangan yang berupa lemparan bom molotov tersebut dan hanya setengah pintu rumah saja yang terbakar. Korban pun juga tidak ada. Apa mungkin ini benar-benar serangan dari orang luar atau strategi menyerang diri sendiri untuk menarik perhatian?
Jika serangan itu benar-benar sebuah teror dari orang luar dan dilempari bom molotov, seharusnya rumah tersebut benar-benar terbakar dan juga ada korban. Kejadian ini sepertinya merupakan sebuah “lagu lama” dengan melakukan strategi menyerang diri sendiri untuk mencari perhatian.
Selain itu, dikabarkan bahwa satpam yang biasanya ada, tetapi sedang tidak berjaga. Kenapa satpam tersebut yang biasanya ada tetapi malah tidak berjaga ketika terjadi peristiwa pelemparan bom molotov tersebut?
Kasus ini mirip dengan kejadian yang baru-baru ini terjadi terkait rumah Amien Rais yang dikabarkan ditembaki tengah malam oleh orang yang tidak dikenal. Akan tetapi kejadian ini tidak menimbulkan impact yang besar dan korban pun juga tidak ada. Sepertinya ini memang modus untuk mencari perhatian saja.
Selain itu cara modus menyerang diri sendiri ini juga banyak terjadi ketika masa Pilpres kemaren di man acara tersebut seperitnya dilakukan oleh dua kandidat calon Presiden. Hal itu dilakukan untuk menarik perhatian dari masyarakat.
Kasus sengketa lahan Karawang pun sampai sekarang ini belum bisa dikatakan selesai. Padahal sudah ada keputusan sah yang menyatakan lahan tersebut dimenangkan oleh salah satu pihak, tetapi seperti ada pihak yang ingin supaya kasus tersebut terus berlanjut.
Pihak yang ingin supaya kasus ini terus berlanjut adalah mafia tanah Karawang yang membayar sejumlah LSM abal-abal untuk memprovokasi warga melakukan aksi protes dan menolak keputusan yang sudah dikeluarkan terkait sengketa lahan tersebut. Hal ini dilakukan karena mafia tanah Karawang juga ingin mendapatkan ketiga lahan tersebut.
Beberapa aksi provokasi yang pernah dilakukan adalah ketika memblokir Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km. 44, selanjutnya ketika menghadang tim dari Pengadilan Negeri Karawang yang sedang menuju lahan eksekusi, selanjutnya adalah perjalanan dari Karawang menuju Jakarta.
Selain itu, mafia tanah Karawang juga semakin gila ketika memprovokasi warga untuk membakar diri terkait sengketa lahan tiga desa yang terletak di Telukjambe tersebut.
Saya berharap pemerintah segera bergerak, supaya warga setempat tidak lagi dimanfaatkan oleh mafia tanah Karawang dalam menjalankan aksinya untuk mendapatkan lahan tersebut dengan berbungkus membela hak warga setempat.
Sumber:
http://www.karawangnews.com/2014/11/sekre-sepetak-nyaris-terbakar-dilempar_27.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H