Apakah sosok religius Anies adalah pencitraan?? Penulis menganggap religius adalah pencitraan ketika ibadah dan ketaatan dilakukan jika ada keperluan saja. Sedangkan jika ketaatan dan ibadah adalah kebiasaan sehari-hari, maka hal tersebut bukan pencitraan. Bahkan penulis melihat Kakek Pak Anies yakni Abdurrahman Baswedan selaku pahlawan nasional pun selalu menggunakan peci sebagai identitas Islam yang melekat pada dirinya. Maka, sejak dari Kakek Pak Anies bisa dikatakan sudah religius. Besar dugaan penulis, ketaatan, ibadah, dan identitas islam sudah melekat dari dulu bukan pencitraan.
Sedangkan Pak Ganjar sendiri tampaknya memiliki langkah politik mempertahankan sekulerisme dan kapitalisme itu sendiri.Â
Lalu, kemana saya??Â
Saat dua kandidat UGM ini maju di pilpres, maka suara alumni pun akan pecah. Namun, penulis sendiri tidak ingin disebut "pilih Pak Anies atau Pak Ganjar". Penulis memiliki langkah politik yang bukan Anies bukan juga Pak Ganjar, dan bukan yang bukan UGM. Langkah politik penulis adalah membangkitkan umat dan membangkitkan peradaban dengan Islam. Islam mengajarkan tentang politik yaitu mengurusi urusan umat, memelihara umat dengan syari'at. Pemilu hanya sebagian kecil dari politik di dalam Islam, dan memberikan kedaulatan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah perkara subtansi dalam politik Islam. Sehingga berpolitik di dalam Islam dapat dilakukan siapa saja dan dimana saja selagi diarahkan untuk kepentingan memelihara umat.Â
Namun, satu fakta yang tak bisa hilang, saya, Pak Anies, Pak Ganjar, sama melangkah masuk UGM untuk bangsa ini mulanya, namun keluar dengan langkah masing-masing. Satu identitas yang tidak bisa dihapus dari saya, Pak Anies, dan Pak Ganjar : KAMI ADALAH UGM. Langkah politik selaku alumni UGM bisa jadi saling berbenturan satu sama lain. Bagaimana para alumni UGM harus berfikir sebagai warisan kampus pemikir?? Mungkin itulah awal titik temu kembali. Karena UGM itu menyatukan seperti jiwa patih Gadjah Mada.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H