Pembangunan pedesaan merupakan salah satu cara dalam upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk membangun kemandirian, termasuk pembangunan pedesaan dengan pemberdayaan masyarakat.
SDGs merupakan program pembangunan berkelanjutan dimana pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. SDGs desa merupakan upaya terpadu mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan. Kehadiran SDGs desa guna mengembangkan dan meningkatakan pertumbuhan ekonomi desa serta komponen utama untuk memperdaya masyarakat sehingga dapat menciptakan kesempatan bekerja yang layak.
Permasalahan yang masih tinggi saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan (22,76 juta), pengangguran nasional (5,61% dengan usia muda 19,54%). Sebagai upaya untuk mencapai target SDGs diperlukan penanganan program yang berkesinambungan dan konsisten dengan konteks kelokalan. Oleh karenanya berbagai elemen di masyarakat harus saling berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat.
Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat berkontribusi melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN Tematik) yang dilakukan oleh mahasiswa. Berbagai program telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
Salah satu permasalahan kemiskinan ini rentan terjadi di salah satu Desa di Kabupaten Bandung, yakni Desa/Kelurahan Manggahang yang merupakan kelurahan di kecamatan Baleendah, Bandung, Jawa Barat. Terdapat 24 RW dan 180 RT di Desa ini.
Data rekapitulasi jumlah penduduk bulan Juni 2022 Kelurahan Manggahang Kecamatan Baleendah terdapat sekitar 37,640 jumlah jiwa dan 11,157 jumlah kepala keluarga (laki-laki dan perempuan).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu kader RW 04, bahwa adanya pandemi Covid-19 mempengaruhi tingkat kemiskinan di Desa Manggahang ini. Terdapat beberapa penyebab kemiskinan ini terjadi, seperti banyaknya pengangguran, pekerjaan yang tidak tetap atau serabutan, adapula putus sekolah karena kurangnya biaya pendidikan. Terdapat sekitar 60 sampai 70 orang yang menerima bantuan yang berupa PKH dan BPNT. Bansos PKH (Program Keluarga Harapan) merupakan bantuan bersyarat dalam peningkatan akses pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial. Sedangkan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) ditujukan membantu dalam pemenuhan pangan keluarga yang berupa sembako.
Di Kelurahan Manggahang ini pun turut mengadakan pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan menjahit, mesin, service handphone yang biasanya diadakan selama 20 hari. Pelatihan ini biasanya diberikan batasan kuota yang bisa mengikuti kegiatan dan batasan usia sekitar 18-35 tahun. Pelatihan ini tergantung pada pengajuan dari masing-masing Kelurahan, yang berawal dari diadakannya Musyawaratan Perencanaan Pembangunan atau disingkat dengan Musrenbang. Hal ini dapat dijadikan wadah masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, kritik dan saran dari program pemerintah. Saat ini pun sedang diadakan pelatihan yang bertempat di BLK Kabupaten Bandung
Selain melakukan kegiatan bersama mitra Kelurahan Manggahang, KKN yang dilaksanakan pun melakukan kerja sama dengan Himpunan Remaja Persatuan Islam. Kegiatan yang diadakan dalam bentuk Seminar. Seminar ini dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan topik pertama mengenai "Peran Generasi Milenial dalam Mewujudkan SDGs Desa Tanpa Kemiskinan" dan seminar kedua mengenai "Pemanfaatan Media Digital untuk Mengembangkan Kewirausahaan di Era Digital", yang dilaksanakan pada hari Minggu, 17 Juli 2022 dan pertemuan kedua hari Minggu 24 Juli 2022. Seminar ini terbuka untuk umum. Tujuan diadakannya seminar guna meningkatkan pengetahuan dan kecakapan untuk lebih cerdas dan tepat dalam menggunakan teknologi informasi di era digital ini, selain itu juga adanya kesadaran diri akan memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat, khususnya mewujudkan desa tanpa kemiskinan.
Oleh karenanya, generasi Milenial sangat berperan penting dalam mewujudkan SDGs. Berbagai macam cara dapat dilakukan, dimulai dari kesadaran diri, memperhatikan dari aspek pendidikan supaya terwujudnya pendidikan yang berkualitas, memanfaatkan IPTEK secara sehat, bijak, cerdas, cermat dan patuh hukum dan juga mampu mengembangkan inovasi, kreativitasnya sehingga mampu memecahkan persoalan-persoalan di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H