Mohon tunggu...
Sheilah Dyah
Sheilah Dyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of International Relation

Welcome to my collage notes

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegagalan Diplomasi Ali bin Abi Thalib (Perang Shiffin)

19 September 2022   17:53 Diperbarui: 19 September 2022   18:01 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perang ini terjadi di shiffin dan dikenal sebagai perang siffin , strategi ali dalm membangun sebuah keberhasialn ia membentuk pasukan dari kuffah yang berjumlah 50.000 tentara yang bertujuan untuk pemberantasan pasukan Muawiyah , tragedi ini merupakan malapetaka yg sangat tidak diinginkan ali dan sangat disesalkan , pada saat perang besar itu , pasukan ali nyaris memenangkan perang tersebut , keguguran dari tentara islam berjumlah 7.000 orang . demi menghindari kekalahan strategi yang disusunnya terdapat saran dari Ash, Muawiyah mengangkat Al-Qur'an dengan setinggi tingginya sebagai tanda "damai" . namun pasukan ali tidak sepenuhnya percaya , dan lebih menyadari kalau ini hanyalah siasat , kelicikan atau menipu tentara ali , sehingga para pasukan tidak terpancing adanya hal tersebut, 

pada akhirnya perselesaian dilakukan dengan cara musyawah dari masing masing pihak yang bersangkutan. dari pihak ali sendiri mengajukan juru pembicara " Abu Musa Al asy'ari, sementara pihak Muawiyah mengajukan "Amr bin Ash . 

perundingan ini menimbulkan suatu kecurigaan. yang mana pihak Abu Ash yang mashur dengan kecerdikan dan kelicikannya itu , ia mensepakati jabatan ali , tetapi ia mengajukan jabatan muawiyah untuk mengisi jabatan yang kosong . dari perundingan ini terlihat adanya kekalahan pihak ali dan semakin menimbulkan situasi yang sangat tidak kondusif.  lalu munculah kelompok syiah sebagai pendukung setia ali, seterusnya para pasukan ali melepaskan diri , kelompok ini dikenal dengan Khawarij. kelompok ini bebrbalik memusuhi ali yang sangat mengerikkan pada masanya . 

mereka berpendapat , siapapun yang keluar dari kelompoknya dikatakannya kafir dan halal untuk dibunuh. dari kedua kubu ini dapat kita lihat bahwa sesama muslim mereka saling mengkafirkan antar sesamanya . hal yang sangat disayangkan adalah mereka sampai berani membuat hadist-hadist palsu , hari demi hari yang mereka lalui hanyalah pertumpahan darah , keadaan semakin tidak bisa terkendalikan sampai pada akhirnya ali terbunuh dan wafat pada tahun 41H/661 M , dibunuh oleh seorang dari kubu Khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam, latar belakang ia membunuh ali dikarenakan kebencian mendalam atas penerimaan perundingan shiffin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun