Di tengah padang pasir yang luas dan tandus, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan modern, tinggallah suku Arab Badui yang terkenal dengan gaya hidup sederhana mereka. Gaya hidup suku Badui yang tinggal di lereng gunung sangat sederhana. Mereka menjalani kehidupan yang jauh dari kemewahan, dengan rutinitas sehari-hari yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pokok. Banyak dari mereka yang masih menjalani kehidupan nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari padang rumput bagi ternak mereka, terutama kambing dan domba. Pakaian mereka, seperti jubah panjang dan hijab, dirancang untuk melindungi dari panas terik dan debu gurun, mencerminkan adabtasi yang sempurna terhadap kondisi iklim yang keras.
Bagi suku Arab Badui, kesederhanaan bukanlah sekadar pilihan, melainkan inti dari identitas dan budaya mereka. Rumah-rumah mereka terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti ranting, daun kurma, dan kulit binatang, membentuk tenda-tenda yang mudah dipindahkan sesuai dengan pergerakan kawanan hewan ternak. Perabotan yang mereka miliki pun sangat minim, hanya yang paling mendasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suku Arab Badui, yang terkenal dengan gaya hidup nomaden dan kesederhanaannya. Mereka telah menghuni wilayah Timur Tengah selama berabad-abad.
Mereka menjalani kehidupan yang jauh dari kemewahan, dengan rutinitas sehari-hari yang berfokus untuk memenuhi kebutuhan pokok. Banyak dari mereka yang masih menjalani kehidupan nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain Suku Arab Badui yang tinggal di lereng gunung memiliki cara-cara unik dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Karena tinggal di daerah pegunungan, mereka sangat mahir dalam memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka. Mereka dapat mencari air, menangkap ikan, dan memanfaatkan tumbuhan atau hewan liar untuk memenuhi kebutuhan pangan.
 Di lereng-lereng gunung, suku Badui mengandalkan pertanian dan peternakan untuk bertahan hidup. Mereka menanam tanaman yang tahan terhadap kondisi kering seperti barley dan gandum. Pemeliharaan kambing, domba serta lebah yang menghasilkan madu juga menjadi bagian penting dari kehidupan mereka, dengan ternak ini memberikan sumber makanan utama seperti susu, madu dan daging. Tantangan terbesar mereka adalah akses terhadap air, yang sangat terbatas di daerah pegunungan. Namun, mereka telah mengembangkan berbagai cara untuk mengatasi masalah ini, seperti memanfaatkan mata air alami dan membangun waduk sederhana untuk menampung air hujan. Keterampilan bertahan hidup seperti berburu, memanjat, dan mengenali tanaman yang bisa dimakan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Suku Arab Badui yang tinggal di lereng gunung ternyata memiliki gaya hidup yang unik. Meskipun diketahui memiliki kekayaan dan kendaraan mewah, mereka justru memilih untuk hidup dengan sangat sederhana. Mereka memperlakukan kendaraan mewah dengan cara yang sangat sederhana, bahkan jauh dari kesan mewah. Gaya hidup asketis tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari suku Arab Badui ini. Mereka, termasuk anak-anak, menjalani kehidupan yang sangat jauh dari kemewahan. Namun, mereka tetap mempertahankan beberapa makanan tradisional, seperti buah yang disebut sebagai kesukaan Nabi Muhammad SAW yang hampir punah, serta makanan lain yang tidak disukai Rasulullah. Mereka mempertahankan tradisi dan gaya hidup yang sederhana, jauh dari kesan mewah dan glamor yang biasanya identik dengan orang kaya. Hal ini menunjukkan adanya nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat Arab Badui dalam menjalani kehidupan mereka.
Sumber: https://youtu.be/453nXaJsWPgÂ
https://youtu.be/qQ9rHIvurdc?si=zOkQCfTKs1rZc7gM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H