“Seorang jurnalis itu harus bebas dan open minded. Tinggal pilih dia mau jadi jurnalis pekerja yang terpaku pada industri atau jurnalis profesi yang terpaku pada independensi,” ujar Widiarsi.
Penanggap terakhir, Agnes yang merupakan perwakilan dari pihak minoritas di Yogyakarta menuturkan bahwa media sekarang menjadikan korban sebagai pelaku, bahkan memberi label. Hal itulah yang menyebabkan suara-suara minoritas tidak tersampaikan dengan baik di media. Bahwa setiap media khususnya lokal Yogyakarta harus punya nyawa rangkap. Sehingga suara minoritas bisa tersampaikan dan stigma negatif yang muncul di masyarakat bisa dihapuskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H