Mohon tunggu...
sheila mishela wowor
sheila mishela wowor Mohon Tunggu... Freelancer - sehat terus
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

i love music

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Perlu Gemuk, Koalisi Pendukung Presiden Jokowi Sebaliknya Solid

16 Agustus 2019   00:33 Diperbarui: 16 Agustus 2019   00:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koalisi yang terlalu gemuk diyakini cenderung merugikan Joko Widodo. Karena kondisi tersebut memungkinkan presiden terpilih terjerat kepentingan partai politik.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh  Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Ary Fernandes.

Menurut dia, koalisi gemuk akan mengakibatkan tarik-ulur antara partai dan Presiden Jokowi, sehingga bisa menyulitkan posisi pemerintah.

Misalnya, apabila tak sependapat dengan Presiden, maka partai akan mudah membangun aliansi baru di internal koalisi. Hal ini bisa saja akan menyulitkan posisi pemerintah.

Untuk membuat posisi politik Presiden Jokowi aman, seharusnya koalisi dibuat efektif. Dengan memberikan alokasi kursi yang proporsional kepada partai pendukung.

Apabila terlalu gemuk, maka akan rawan muncul aliansi baru dan resistensi dalam internal koalisi. Ini berpotensi merepotkan Presiden Jokowi dalam bernegoisasi kebijakan dan program dengan partai-partai koalisi.

Daripada menambah partai pendukung, Presiden Jokowi sebaiknya menguatkan soliditas antar partai. Tidak perlu koalisi yang besar dan banyak, yang penting solid.

Prinsipnya, jika proses pembentukan koalisi dilakukan adil, maka potensi partai politik untuk membelot diperkirakan akan kecil.

Pemerintahan yang efektif dengan program yang berhasil adalah tujuan bersama. Semoga ini membawa kebaikan yang besar untuk kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun