Era empat sahabat dalam khilafah ini amat menentukan bagi penegasan identitas dan entitas politik islam serta perluasan dakwah islam di berbagai belahan dunia di luar Jazirah arab, setelah Abu Bakar wafat kebangkitan islam terrefleksikan dalam diri Umar bin Khattab. Tokoh yang menjadi inspirasi ini mempunyai gaya kepemimpinan yang tidak pernah menampilkan keraguan. Ia tegas, adil, dan berani
Dalam diri Umar terhimpun banyak keahlian . Ia seorang ahli atrategi militer,intelektual,administrator,negarawan,dan sekaligus sahabat Nabi yang kritis, Namun takdir akhir hidupnya sangatlah tragis dan ditangisi banyak orang, ia tewas dibunuh oleh seorang yang merasa dendam karena keperkasaannya menguasai sejumlah besar wilayah baru.
Dimasa berikutnya, tongkat kepemimpinan berada pada Usman bin Affan. tetapi sangat disayangkan pada saat itu politik islam diwarnai oleh peristiwa yang sungguh memilukan karena dimasa ketiga khalifah ini terjadilah konflik yang dipicu oleh isu kecemburuan sejumlah elemen yang menuduh Usman melakukan praktik keberpihakan terhadap Bani Umayyah, konflik berakhir dengan terbunuhnya usman oleh orang yang tidak dikenal.
Dari tragedi ini memunculkan masalah baru lagi , yakni tuduhan terhadap pendukung Ali bin Abi Thalib, mereka mendesak agar pembunuh Usman diusut tuntas oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib, mereka mendesak agar pembunuh usman diusut tuntas oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib, susasana politik bukan semakin mereda melainkan justru semakin panas dengan dibunuhnya Ali bin Abi Thalib oleh seorang anggota kelompok Khawarij.
Hal ini mengingat Nabi tidak meninggalkan wasiat mengenai pergantian kepemimpinan atau suksesi, Kelompok Muhajirin dan Anshar masing-masing mengklaim bahwa diri merekalah yang paling berhak menggantikan posisi nabi
Pembicaraan soal penggantian Nabi berlangsung di Saqifah Bani Saidah, yakni pada saat jenazah Nabi masih diurus. Dari kalangan anshar, mencalonkan Sa'id bin Ubadah sebagai pengganti Nabi. Ketika peristiwa itu , Umar bin Khattab mengusulkan Abu Bakar sebagai seorang yang paling pantas menggantikan kedudukan Nabi karena faktor kedekatan dan senioritasnya .
Dengan demikian,proses pemilihan Abu Bakar dilakukan secara aklamasi oleh perorangan , yaitu Umar bin Khattab lalu disetujui oleh kaum Muslimin, pemilihan itu dilakukan di Masjid Nabawi. Peristiwa ini kemudian disebut al-bai'ah al-ammah (baiat umum). dalam pidatonya ia menyatakanÂ
wahai manusia ! Aku telah diberi tugas memimpin kalian, padahal aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Oleh karena itu,jika aku bertindak benar, bantulah aku . Orang yang kalian pandang lemah , aku pandang kuat hingga aku pulihkan hak mereka, sedangkan orang yang kalian pandang kuat, aku pandang lemah sampai aku mengembalikan hak kepadanya. Taatilah aku selama aku menaati Allah dan rasul-Nya. Jika aku tidak mentaati Allah, kalian tidak wajib taat kepadaku
Pemilihan dan penetapan Abu Bakar sebagai khalifah dilakukan secara Demokratis. Pencalonanya dilakukan oleh perseorangan, yaitu Umar bin Khatab ,lalu disetujui oleh semua yang hadir pada waktu itu. Cara ini dilakukan karena Rasullullah tidak menunjuk pengganti atau mewariskan kepemimpinannya kepada seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H