Untuk anak-anak dan untuk ortu yang masih punya putra putri yang masih duduk di bangku sekolah, sekedar share info agar lebih memberikan pengertian kepada putra putrinya untuk jangan melakukan chalenge/permainan yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Stop!! Â Jangan ada korban lagi gara-gara chalenge yang tidak ada manfaatnya.
25 Januari 2023, anak laki laki saya yang masih duduk dikelas 9, bermain sebuah chalenge disekolah pada jam istirahat dengan temannya.
Istilah mereka SLAP FACE (tamparan wajah).
Malamnya anak saya mengeluhkan sakit telinga. Hari Rabu saya ajak periksa ke dokter THT tapi belum mau, malamnya mengeluh masih terasa sakit.
Mau tidak mau hari kamis saya ajak ke dokter THT.
Dan apa yang terjadi setelah diperiksa dokter sungguh membuat saya sebagai ibu yang melahirkannya merasa sangat shock saat Dokter bilang dengan nada tinggi.
"Ini kenapa anaknya bisa sampai seperti ini?!
 Gendang telinganya bolong, Bu!" Terasa lemas sekujur tubuh saya, gemetaran menatap pandangan anak saya yang terlihat bingung.
Dokter yang penuh emosi menanyai anak saya apa aktifitas berbahaya yang baru saja dilakukan anak saya.
Tambah gemeteran tubuh saya saat anak bilang habis chalenge SLAP FACE dengan temannya di sekolah.
Dokter kembali bilang pada saya "mana bapaknya? Saya mau ngomong jujur sama bapaknya, tidak akan ada yang saya tutup tutupi"
Suami saya yang baru saja datang menyusul saya minta masuk ruangan dokter. Masih dengan nada tinggi dokter bilang pada suami saya "ini saya bicara jujur, kondisi anakmu parah, fatal...bolong gendang telinganya! Tidak akan bisa lagi kalau mau daftar tentara ataupun polisi, bahkan bisa kehilangan pendengaran secara permanen!" Suami hanya terdiam seribu bahasa, shock...sama seperti saya saat pertama mendengarnya.
Kami menatap anak kami dengan tidak tega. Anak kami hanya terdiam.
Anak kami punya cita cita yang tinggi, ingin masuk taruna. Dia berjuang keras untuk cita citanya itu.
Dari yang dia dulu saat kelas 5 mengalami obesitas, karena cita citanya, dia berjuang untuk menurunkan berat badan, rajin olahraga lari setiap habis subuh, latihan fisik bulutangkis agar berat badannya turun, rutin renang, ngeGym, hingga dia mendapatkan postur ideal berhasil menurunkan berat badan 20 kg, demi apa dia berusaha sekeras itu?
 Demi mewujudkan cita-citanya sebagai taruna. Diusianya yang genap 15 tahun, dengan berat badan 75 kg dan tinggi 178 cm termasuk bongsor untuk anak seusianya.