Seperti kampus pada umumnya Universitas Muhammadyah Malang mengadakan kegiatan KKN, yaitu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendekatan lintas keilmuan pada waktu dan daerah tertentu yang biasa terdiri dari 20 mahasiswa, kegiatan ini juga disebut dengan kegiatan perkuliahan dan kerja lapang yang mengintegrasikan dari pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian. Namun, semenjak pandemi Covid-19 Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Muhammadiyah Malang memberikan tawaran baru kepada mahasiswa yaitu disebut dengan PMM (Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa Universitas Muhammadyah Malang baik secara individu/perorangan atau juga dilakukan dengan berkelompok, kegiatan ini memiliki tujuan untuk memberikan suatu manfaat kepada masyarakat. Jadi, dapat juga dikatakan bahwa PMM ini adalah bagian dari KKN.
5 mahasiswa Universitas Muhammadyah Malang tergabung dalam PMM Bhaktiku Negeri di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dengan nomor urut kelompok 72 gelombang 9 yang beranggotakan oleh 5 mahasiswa dengan jurusan yang berbeda. Anggota yang pertama yaitu Sheila Fitria Dwi Hasani dari jurusan Manajemen, Lalu Rizki Prasetya dari jurusan Ekonomi Pembangunan, Axarheno Tommryan dari jurusan Teknik Mesin, Muhammad Nanda Rifqi dari jurusan Agribisnis dan Ariska Dwicahyani dari Jurusan Ekonomi Pembangunan. Kelima mahasiswa tersebut resmi diterima oleh Kepala Desa Randuagung Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dalam rangka melaksanakan program PMM dengan waktu 1 bulan dimulai dengan acara pembukaan pada tanggal 7 Juni 2021.
Banyak sekali agenda kegiatan yang telah dirangkai oleh kelompok 72 ini salah satunya yang akan penulis bahas dalam artikel ini yaitu Pendampingan belajar memainkan alat musik tradisional Gamelan Jawa bersama adik-adik di Dusun Karang Kunci – Randuagung. Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada gamelan berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik jawa lainnya. Irama musiknya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H