Mohon tunggu...
Iman Pujiono
Iman Pujiono Mohon Tunggu... -

berkerja kerass

Selanjutnya

Tutup

Politik

CERITA PAK DAHLAN TENTANG BENCI YANG BERLEBIHAN

10 Juni 2014   23:37 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:21 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cerita masalah benci membenci atau tidak suka ini pernah disampaikan oleh Pak Dahlan Mentri BUMN. Pak Dahlan mengatakan jika kita membenci atau tidak suka  jangan berlebih-lebihan. Beliau mengatakan, biasanya kalau kita membenci sesuatu akan kembali ke diri kita itu sudah terjadi pada Pak Dahlan.

Untung kebencian Pak Dahlan ini semuanya menjadi Baik. Salah satunya ketika ia  Benci pada Tentara Nasional  Indonesia (TNI) karena alasan tertentu,dari kebencianya itu Pak Dahlan malah mendapatkan istri anak TNI.

Kebencian berikutnya yang di ceritakan pak Dahlan kepada PLN, karen pada waktu itu saat pak Dahlan memimpin perusahaan Jawa pos Grup, kerap kali di hadapakan kebencian karen a PLN sering mematikan lampu sak penak,e udel,e dewe. Pak Dahla benci  lantara perusahaan kertas yang ia miliki yang harusnya bisa beroprasi akirnya berhenti dan mengunakan jenset yang menelan coz mahal sehinga perusahaan  menjadi rugi. Se iring dengan kebencianya tersebut, tidak disangka-sangaka Pak Dahlan di pangil Presiden untuk menjadi Direktur utama PLN.  Berlanjut ke bencian berikutnya yakni masalah birokrasi di pemerintahan  yang menurutnya " ruwet dan ribet" dari kebencianya tersebut diangkatlah  pak Dahlan mentri BUMN.

Cerita mentri satu ini setelah saya pahami benar-benar terjadi pada diri saya. Suatu ketika lulus kuliah saya merantau ke Jakarta, dengan modal  ijasah S1 komunikasi saya mengadu nasip di Jakarta.  Selama di ibukota negara Ini, setiap hari aku pontang-panting berkeliling Jakarta untuk mencari kerja.  Amplop isi lamaran, kemeja putih, celana kain,sepatu kulit setiap hari melekat dibadan saya untuk terus mencari kerja. Namun usaha yang saya lakukan nihil tidak mendapatkan hasil apa-apa sehinga aku memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.

Yang selajutnya aku putuskan untuk merantau ke kota Surabaya. Di surabaya aku tidak lama mengangur 1 minggu tinggal langsung  aku mendapatkan kerja ketika masih bujang dan bekerja di Surabaya dalam hati kecil aku mengatakan "tidak akan dan mau lagi merantau di Jakarta" namun omoganku sekarang kok malah berbalik aku malah kembali ke Jakarta.

( Mandi tenan omongan  ku....)

Akir-akir ini hal yang sama juga amati diperpolitikan kita sindir menyindir,benci membenci, kritik-mengkritik pun terjadi. Salah satu yang banyak diketahui kritikan pak Jusuf kala ke Pak Jokowi dalam wawancara di salah satu tv online. Dalam video tersebut, Pak J-K sapaan akrab Jusuf kala mengatakan tidak setuju jika pak Jokowi maju jadi Presiden karena banyak alasan menurutnya. Kritikan pedasnya pun mengundang respon masyarakat karena akir – akir ini sering di tayangkan di tv. Tidak disangka dan tidak di duga, pak Jusuf Kala di dicalonkan untuk bersanding menjadi wakil presiden yang berpasangan dengan Pak Joko Widodo.

Tak hanya itu beberapa petinggi partai saya lihat juga ada. Yang akirnya bersama sama.  Pak Prabowo juga, entah kalau yang ini benci atau tidak cocok atau gimana saya tidak tau. Hubunganya dengan mantan istrinya  titik suharto akir-akir ini kembali baik dan muncul di berita-berita, setelah perceraiannya. Apa mungkin lantaran sang mantan istri dari Golkar berkoalisi dengan Gerindra. Akirnya bertemulah pak Prabowo dengan mbak Titik- ( mugo – mugo balikan.

Dari tulisan diatas saya hanya berpesan jika benci terhadap sesuatu jangan berlebihan. Karena sudah terbukti yang membenci berlebihan kebanyakan akan kembali ke dirinya sendiri.  pembaca yang budiman mungkin tulisan ini terjadi pada kehidupan pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun