Mohon tunggu...
Shehanna Azarine Aisyara
Shehanna Azarine Aisyara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Ini merupakan tugas Pengantar Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila: Relevansi sebagai Ideologi Negara dan Bangsa Indonesia

15 September 2024   09:14 Diperbarui: 15 September 2024   09:14 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, telah menjadi fondasi yang tidak tergoyahkan sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Sebagai lima sila yang memandu kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kelima sila ini dirancang sebagai panduan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka negara yang majemuk dan beragam. Dalam konteks sejarah, Pancasila bukan hanya sekadar ideologi, tetapi juga merupakan konsensus nasional yang lahir dari keragaman budaya, agama, dan etnis di Indonesia. Sebagai produk sejarah, Pancasila menggambarkan keberagaman Indonesia yang diintegrasikan menjadi satu kesatuan yang harmonis. Pancasila dirumuskan sebagai respons terhadap kebutuhan akan ideologi yang mampu menyatukan berbagai elemen bangsa dalam sebuah negara yang baru merdeka. Sejak saat itu, Pancasila telah menjadi landasan hukum dan moral yang mengarahkan pembangunan sosial, politik, dan ekonomi.

Di tingkat sosial, Pancasila tetap memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks membangun masyarakat yang adil dan beradab. Sila Kedua, yaitu "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," menggarisbawahi pentingnya penghormatan terhadap hak asasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam praktiknya, Pancasila mendorong terciptanya sistem sosial yang menghargai keragaman dan memperjuangkan keadilan sosial. Misalnya, dalam konteks perdebatan mengenai hak-hak minoritas dan pengentasan kemiskinan, prinsip-prinsip Pancasila memberikan dasar moral untuk kebijakan dan tindakan yang inklusif. Namun, penerapan nilai-nilai ini sering kali menghadapi tantangan. Di beberapa kasus, ketidakadilan sosial, korupsi, dan diskriminasi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi tidak dapat dianggap gagal hanya karena adanya tantangan-tantangan ini; sebaliknya, ia harus terus dipertahankan dan diperjuangkan agar relevansi nilai-nilainya tetap kuat di tengah perubahan sosial.

Dalam konteks politik, Pancasila berfungsi sebagai pedoman dalam sistem pemerintahan dan tata kelola negara. Sila Ketiga, "Persatuan Indonesia," menegaskan pentingnya menjaga kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai perbedaan politik. Konsep "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan" pada sila Keempat menekankan perlunya musyawarah dan mufakat dalam pengambilan keputusan politik. Namun, di era demokrasi yang semakin berkembang, praktik politik di Indonesia sering kali dilanda polarisasi dan konflik kepentingan. Walaupun Pancasila tetap menjadi rujukan utama, penerapan nilai-nilai ini dalam politik memerlukan penyesuaian agar dapat menjawab tantangan zaman. Pancasila harus mampu beradaptasi dengan dinamika politik yang berubah-ubah, dan para pemimpin serta warga negara harus terus menerapkan prinsip-prinsipnya dalam tindakan nyata.

Globalisasi membawa tantangan baru yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan, termasuk ideologi negara. Perkembangan teknologi informasi, komunikasi global, dan pergeseran ekonomi internasional mengharuskan negara untuk menghadapi tekanan dan persaingan yang lebih besar. Dalam konteks ini, Pancasila harus diuji kemampuannya untuk tetap relevan di tengah arus globalisasi yang cepat dan seringkali tidak terduga. Salah satu tantangan besar adalah bagaimana Pancasila dapat bersinergi dengan prinsip-prinsip global seperti hak asasi manusia dan demokrasi universal. Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan beragam, harus memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga dapat diterjemahkan dalam kebijakan yang mendukung integrasi global dan kemajuan bangsa. Di sisi lain, Pancasila juga memiliki potensi untuk berperan sebagai jembatan dalam mengharmoniskan berbagai nilai dan budaya global dengan nilai-nilai lokal. Pancasila dapat dijadikan sebagai acuan dalam menjalin hubungan internasional yang saling menghargai dan memahami keragaman.

Secara keseluruhan, Pancasila masih relevan sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia, meskipun menghadapi berbagai tantangan di era modern. Sebagai ideologi, Pancasila memberikan landasan moral dan etika yang penting dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan bersatu. Namun, relevansi Pancasila tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk bertahan dari waktu ke waktu, tetapi juga pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan sosial, politik, dan global. Untuk memastikan Pancasila tetap relevan, penting bagi setiap individu dan institusi di Indonesia untuk terus menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengambilan keputusan. Pancasila harus terus menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan zaman dan berperan sebagai fondasi yang kokoh bagi masa depan bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya akan bertahan sebagai ideologi, tetapi juga akan terus menginspirasi dan memandu perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun