Pernahkah kamu membeli barang melalui TikTok Shop? Kamu sering menonton konten video atau live penjual yang sedang mempromosikan dagangan mereka seperti produk kecantikan, pakaian, jasa, ataupun makanan dengan harga yang sangat murah?
Pada Rabu, 04 Oktober 2023 fitur TikTok Shop resmi dihapus oleh TikTok. Aplikasi media sosial yang dibuat oleh Tiongkok, China tersebut sebelumnya merupakan media untuk bersosialisasi, berkreasi, dan sarana hiburan namun disalahgunakan untuk mencapai target penjualan pasar serta menjual barang impor dengan harga murah yang sama sekali tidak masuk akal. Hal tersebut sangat mengancam keberadaan produk perusahaan UMKM di Indonesia, lho!
Apa alasan Tik Tok Shop dihapus?
Hal pertama yang menjadi alasan Tik Tok Shop dibubarkan karena produk impor yang dijual tidak memiliki izin bisnis crossborder atau penjualan lintas negara. Sebagian besar barang yang di impor ke Indonesia merupakan produk tiruan yang diproduksi oleh China sehingga banyak produk yang ditawarkan tidak memiliki nama brand yang jelas bahkan sampai menjiplak brand internasional dari luar negeri. Kebanyakan barang yang masuk ke Indonesia tidak memenuhi standar perizinan karena biaya impor yang sangat jauh dari nominal yang ditetapkan yaitu US $100 atau setara dengan Rp. 1,5 juta rupiah. Hal ini menjadikan produk tiruan tersebut memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga barang yang diproduksi di Indonesia.
Predatory Pricing
Kedua, pengimpor barang dari China menggunakan strategi predatory pricing. Predatory pricing atau jual rugi merupakan salah satu taktik penjualan yang dilakukan oleh seorang penjual atau pengusaha dengan menjual barang dibawah harga pasar. Penjual yang melakukan strategi ini bertujuan untuk mengalahkan pesaing lain dan berniat untuk melakukan monopoli perdagangan sehingga produk yang dijual dapat menguasai situasi pasar. Sejalan dengan itu, TikTok menerapkan Project S yakni sebuah langkah yang dilakukan TikTok untuk menjual barang mereka sendiri/produk impor dari Tiongkok sehingga mereka dapat mendominasi pasar penjualan disebuah negara yang pada kasus ini adalah Indonesia.
Dengan adanya predatory pricing, pelanggan bisa mendapatkan satu set baju formal dengan hanya membayar Rp. 100 ribu padahal normalnya harga pasar sekitar Rp. 300 - Rp. 400 ribu. Apabila TikTok Shop terus berlangsung, akan ada banyak pelaku UMKM di Indonesia yang terancam gulung tikar sebab kalah bersaing dari segi harga yang dipatok di luar nalar. Imbasnya banyak perusahaan yang memecat karyawan karena produk yang mereka hasilkan tidak laris dipasaran.
Produk UMKM di Indonesia teramat-sangat mencerminkan kreativitas dan inovasi para pengusaha lokal, sehingga kita perlu untuk bangga dan mencintai produk yang ditawarkan. Selain itu kita juga perlu membeli produknya dan mendukung penuh para pelaku UMKM sebagai bentuk partisipasi kita selaku warga negara dalam memajukan dan memperkuat kemandirian ekonomi di Indonesia.
Terimakasih sudah membaca artikel ini. Silahkan beri like jika kamu suka atau isi kolom komentar apabila ada yang ingin kamu tanyakan. Salam hangat untuk semua ^-^