I. Latar belakangÂ
   Kampung Cireundeu terletak di perbatasan kota Cimahi tepatnya Kabupaten Bandung Barat. Mayoritas masyarakat Kampung Cireundeu berprofesi sebagi petani. Masyarakat Kampung Cireundeu terbagi menjadi dua komunitas yang pertama komunitas adat, dan juga yang komunitas masyarakat umum. Secara umum masyarakat yang dikatakan umum adalah masyarakat beragama islam, sedangkan masyarakat Adat menganut ajaran leluhur.
Kemudian ada pula budaya yang diterapkan disini yaitu "akur rukun repeh rapih sareng sesemeh hirup" yang artinya hidup rukun dengan sesama makhluk hidup, slogan tersebut diperuntukkan untuk untuk semua masyarakat Cireundeu, jadi warga adat termasuk warga cireundeu pada umumnya mengharapkan ada kerukunan terlepas dari adanya perbedaan.
Kampung Cirendeu mempunyai nilai kesetaraan gender dan toleransi keagamaan yang baik walaupun dalam kampung tersebut tetap ada dari berbagai agama. Hal inilah yang menyebabkan Kampung Cirendeu terkenal akan kerukunan serta kekompakannya.
II. Isi
 Kesetaraan gender adalah konsep yang bertujuan untuk menciptakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan dalam memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang setara. Kesetaraan gender merupakan bagian penting dari hak asasi manusia dan landasan bagi terciptanya dunia yang damai, sejahtera, dan berkelanjutan.
 Kampung adat Cireundeu memiliki taraf kehidupan yang unik, dengan kehidupan yang sopan santun dalam setiap warga kampung adat, terdapat ciri khas dari budaya nya yang masih terjaga dan terpelihara, dan masyarakat yang masih mempertahankan adat leluhurnya. Pemahaman masyarakat adat Cireundeu terhadap agama yakni pandangan mereka bahwa agama merupakan pemaknaan budaya. Hal tersebut membuat masyarakat adat Cireundeu memiliki the way of life tersendiri.
Keunikan lainnya dari masyarakat Cireundeu adalah makanan poko mereka berupa singkong. Sejak tahun 1918 Sesepuh masyarakat Kampung Cireundeu mengintruksikan kepada warganya, khususnya yang masyarakat adat untuk menyimpan beras. Sebelum menetapkan untuk menjadikan singkong sebagai makanan pokok, mereka juga sudah mencoba berbagai jenis pangan seperti jagung.Kampung adat Cireundeu terkenal dengan kearifan lokalnya yakni rasi. Selain rasi, ciri khas yang dimiliki oleh masyarakat adat Cireundeu lainnya adalah kepercayaan mereka yakni Page 2 Sunda wiwitan. Kepopuleran kampung adat Cireundeu mengundang banyak pihak untuk memberdayakan dan mengembangkan kampung adat Cireundeu.
Adapun nilai-nilai adat istiadat yang memberdayakan masyarakat dapat kita temukan pada masyarakat adat Kampung Cireundeu. Masyarakat adat Kampung Cireundeu yang secara turun temurun telah menerapkan nilai-nilai adat istiadat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Nilai-nilai adat istiadat tidak lepas dari sistem budaya lokal, sementara itu sistem budaya lokal merupakan modal sosial yang besar, telah tumbuh dan berkembang secara turun-temurun yang hingga kini kuat berurat-berakar di masyarakat.Â
Hal ini terkait dengan seleksi tradisi yang secara alami berlangsung pada suatu masyarakat. Mereka akan melakukan pemilihan atau pengolahan kembali nilai-nilai yang diwariskan dan mengambil yang menurutnya paling cocok serta sesuai dengan kepentingan keselamatan dan kesejahteraan generasi berikutnya.
Oleh karena itu pemberdayaan berbasis nilai-nilai adat istiadat sangat tepat dilakukan dengan mempertimbangkan situasi yang ada. Masyarakat Kampung Cirendeu telah sukses menerapkan nilai nilai adat yang diwarisi dari leluhurnya nya dengan sangat bijak. Nilai-nilai yang mereka pertahankan merupakan nilai-nilai yang memberdayakan bagi mereka sendiri.
Selain itu, adat istiadat di Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi, dianggap responsif gender. Hal ini terlihat dari relasi suami istri yang saling meringankan beban dalam kehidupan berumah tangga. Dalam hal ini, peran mencari nafkah, pengasuhan anak, dan pengambilan keputusan dilakukan secara bersama.Â
Meskipun di dalam kampung Cirendeu terdapat agama yang berbeda akan tetapi nilai keislaman tetap ada, terlebih terkait kesetaraan antara perempuan dan laki laki Karena masyarakat Cirendeu tidak semua menganut agama Sunda Wiwitan sebagian besar pula agama yang terdapat pada kampung Cirendeu ialah beragama islam.Â
Adapun Nilai-nilai keislaman dalam kepercayaan Sunda Wiwitan, di antaranya:
*Pengakuan terhadap satu Tuhan yang disebut "Gusti Nu Maha Suci Allah Nu Maha Kuasa"
*Pengakuan terhadap malaikat dan nabi-nabi, termasuk Nabi Adam dan Nabi Muhammad
*Adaptasi terhadap aturan Islam
*Penyerapan nilai dan etika Islam dalam pandangan merekaÂ
Beberapa nilai penting dalam ajaran Islam yang dapat diterima oleh masyarakat adalah: Nilai kearifan, Nilai kejujuran, Nilai ketakwaaan, Nilai kesucian, Nilai moral.
Nilai-nilai inilah yang menjadi mindset didalam diri individu masyarakat adat sehingga tertanam dalam jiwa untuk mampu hidup mandiri dan membentuk masa depannya dengan pola kehidupan mereka sehari-hari.
III. KesimpulanÂ
Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia. Kesetaraan gender di masyarakat adat Cireundeu terlihat dari adat istiadatnya yang responsif gender:Istilah padaringan yang berarti dalam rumah tangga harus saling meringankan satu sama lainPeran mencari nafkah, pengambil keputusan, dan pengasuhan anak dilakukan secara bersama-samaÂ
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menerapkan kesetaraan gender di masyarakat, antara lain:
Menanamkan nilai-nilai kesetaraan dalam setiap aktivitas dan pola hubungan antar anggota keluarga
Saling memahami perbedaan dan kebutuhan yang dimiliki
Mampu memberikan kesempatan yang sama tanpa membeda-bedakan peran genderÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H