Mohon tunggu...
Sheane Luhukay
Sheane Luhukay Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Scammer Group Order K-Pop

15 Juni 2022   21:10 Diperbarui: 15 Juni 2022   21:21 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggemar K-Pop melejit akibat adanya pandemi Covid-19. Beberapa dari dari mereka secara tidak sengaja menyukai K-Pop hanya untuk mengisi waktu luang. Mereka merasa bahwa lagu-lagu K-Pop memberikan semangat dan dinilai sebagai penghilang kepenatan akibat Work from Home (WFH). Meningkatnya penggemar K-Pop ini berujung pada meningkatnya penjualan album K-Pop. Hal ini menyebabkan budaya konsumtif masyarakat Indonesia semakin tinggi. Padahal mereka mengetahui bahwa pengiriman album dari Korea Selatan ke Indonesia mengharuskan mereka membayar sejumlah pajak dan ongkos kirim. Namun, hal ini tidak menyurutkan keinginan mereka untuk membelinya.

Group Order (GO) merupakan grup berisi penggemar yang ingin membeli hal-hal berbau K-Pop tak terkecuali album. Mayoritas penggemar lebih memilih menggunakan jasa GO daripada personal order karena dirasa harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Tax dan ongkos kirim yang awalnya harus dibayar individu dibagi dengan pembeli lainnya sehingga harganya lebih murah. Akibat melonjaknya penjualan album, permintaan akan pembuatan GO pun semakin meningkat. Hal ini justru dijadikan lahan cuan bagi para penipu (scammer).

Mirisnya banyak scammer yang masih dibawah umur. Alasan utamanya, mereka ingin membeli merchandise K-Pop tanpa harus meminta uang dari orang tua. Pada dasarnya, memang harga dari merchandise tersebut tidak murah sehingga para pelaku memilih jalan ini untuk mencapai keinginannya. Selain cepat dan mudah, pelaku tidak perlu mengeluarkan modal besar. Karena untuk melancarkan aksinya, mereka hanya perlu melakukan promosi melalui media sosial.

Dampak dari scammer lebih buruk dari yang kita bayangkan, baik bagi pembeli maupun pelaku. Pembeli mengalami kerugian dan hilang kepercayaan dan pelaku kehilangan masa depannya. Di masa sekarang, semua tindakan seseorang akan terekam oleh media sehingga memunculkan jejak digital. Jejak digital yang buruk suatu hari akan menimbulkan mala petaka.

Secara tidak langsung, dengan membeli barang dari GO pelaku ini kita turut melancarkan aksi mereka. Untuk mengantisipasinya, pembeli harus memperhatikan hal-hal berikut: testimoni pembeli sebelumnya, proof barang yang dibeli, watermark GO, dan identitas dari pemilik GO. Apabila muncul gerak gerik mencurigakan, tinggalkan GO tersebut. Namun, alangkah lebih baik jika pemilik GO tersebut seseorang yang kita kenal. Hal ini cukup meminimalisir terjadinya scam.

Penulis berharap bagi pembaca dapat menambah pengetahuan melalui artikel ini. Para pembeli harus lebih waspada dan memilah dalam menentukan GO terutama bagi penggemar baru. Sehingga, kedepannya tidak ada lagi dari kita yang terkena scam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun