Mohon tunggu...
Sri Lestari
Sri Lestari Mohon Tunggu... -

mother, wife, teacher, lecturer, trainer, MC, event organizer, a nice daughter, a helpful sister, and a good friend...\r\n\r\nVisit http://sheiik.co.nr/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

APTB: Alternatif Public Transport Bepergian

15 Juni 2013   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:59 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Dua hari lalu saat hendak ke Jakarta dari Bekasi saya kembali naik APTB untuk yang keempat kalinya. APTB, Angkutan Perbatasan Terintegrasi BusTransjakarta , menjadi salah satu kendaraan alternative saya berangkat bekerja akhir-akhir ini, selain bus umum, mobil ompreng dan commuter line. Makin mantab meninggalkan mobil di rumah berpindah ke public transport. Tentu harus nyaman, aman, dan hemat.

APTB Bekasi beropeasi sejak sekitar akhir Mei dengan trayek Bekasi-Tanah Abang dan Bekasi-Bundaran HI. Dengan halte resmi di terminal, Bulak kapal dan depan Mega Mall Bekasi, para penumpang arah Jakarta bisa memanfaatkan alat transportasi ini dengan dua jalur pilihan tol keluar, Bekasi Barat dan bekasi Timur. Ada dua penyedia armada APTB ini yakni PPD dan Mayasari Bakti dengan jumlah armada belasan per trayek nya.Kalau saya perhatikan, setiap 15-20 menit sekali bus APTB melintas. Awalnya memang masih sepi, banyak yang belum tahu, bahkan dari crew armada pun masih kikuk.Saya sendiri terkaget-kaget dengan berbagai pengalaman menaiki bus APTB.

Awal mula tahu ada bus APTB saya tidak sengaja saat menunggu bus hendak ke Pancoran, tiba-tiba ada bus warna biru dengan stiker tulisan besar APTB di samping dgn logo Transjakarta berhenti di depan pintu tol Bekasi Timur arah ke Jakarta menaikkan penumpang. Dengan sedikit heran dan penasaran saya pun naik bus tersebut. Kali ini trayek Bekasi-Tanah Abang. Kalau tidak salah APTB 07.Saya berpikir nanti bisa turun di halte Transjakarta Pancoran. Keheranan saya makin bertambah saat APTB juga berhenti di sub terminal Jatibening untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Oh, jadi bus ini tidak harus berhenti di halte khusus APTB ya? Saya pun blm sempat banyak bertanya ke kondektur yang menarik ongkos sebesar Rp. 6,500 dengan tiket yang tertulis Rp. 8,000. Diskon saya pikir. Alhamdulillah benar saja saya turun di halte Transjakarta Pancoran. Dengan pengemudi yang masih belum terbiasa saya bisa merasakan bagaimana laju bus, pemilihan jalur, dan cara berhenti di setiap halte, cukup lumayan lah.

Kali kedua saya naik APTB dari halte bus Kuningan Timur. Saya adalah penumpang transit dari Transjakarta. Saat saya turun dari Transjakarta, saya bertanya ke petugas loket, kalau saya mau naik APTB Bekasi dan maksud saya mau membeli tiket, tetapi kata petugas loket saya langsung beli tiket dan bayar nya di atas bus. Owh baiklah, dengan keheranan dan sedikit kebingungan saya pun menunggu dan tak berapa lama APTB ke Bekasi Timur pun melintas. Kali ini agak longgar meski saya tetap berdiri. Benar saja, saya langsung membayar di atas bus Rp. 5,000 (untuk antar koridor) dan mendapat satu helai tiket bertuliskan Rp.8,000 dengan cap Rp. 6,500.Justru yang saya kasihan ada penumpang lain yang kata awak bus salah menaiki bus APTB. Dia sudah membeli tiket APTB di loket Rp.6,500 warna krem (untuk yang APTB PPD), ternyata untuk naik yang APTB milik Mayasari harus yang tiket warna biru. Alhasil penumpang itu pun harus membayar lagi Rp. 6,500 meskipun dia menyampaikan tidak tahu menahu soal warna tiket, yang dia tahu bayar, dapat tiket dan naik APTB. Hohoho. Hati-hati untuk berikutnya, cek warna tiket dan trayek. Kebanyakan PPD adalah yang trayek Bekasi-Bundaran HI; sementara Mayasari bakti untuk trayek Tanah Abang-Bekasi. Baiklah. Lhoh,lhoh..saya kaget ketika hendak masuk tol APTB menaikkan penumpang di sepanjang jalan (bukan di koridor Transjakarta. Kok bisa ya? Boleh ya? Hmmmm…

Untuk ketiga kalinya saya kembali naik APTB sepulang kerja dari halte Kuningan Timur, tetapi saya tidak transit sehingga saya bisa membeli tiket di loket dengan Rp. 6,500 dan mendapat tiket warna biru. Saya inagt penumpang yang salah sebelumnya, sehingga saya harus menunggu bus APTB Mayasari bakti agar tidka membayar double nanti di dalam bus. Ketika kondektur berkeliling, masih saja ada penumpang yang salah. Tiket krem naik yang Mayasari. Nah lo…. :D Seperti biasa APTB menurunkan penumpang di Jatibening, pintu tol Timur dan sepanjang jalan non-tol arah terminal.

Yang keempat, dua hari lalu saya naik APTB PPD yang ke Bundaran HI dari depan pintu tol Bekasi Timur. Berdiri. Sepertinya mulai banyak peminat APTB ini. Meski masih banyak kekagetan dan kesalahan, tidak membuat saya kapok mencoba naik lagi. Kali ini saya berencana turun di halte Dukuh Atas lalu transit ke Kuningan. Seperti biasa saya membayar di dalam bus dengan Rp. 6,500. Dan semua seperti yang sudah pernah saya lalui. Saya hanya penasaran kalau nanti saya transit ke Transjakarta. O ya, ada penumpang yang ‘aneh’ seorang bapak berpenampilan necis dengan jas ditenteng dan tas koper berusia setengah baya yang meminta turun di halte BNN sebelah kanan. Lhah, bagaimana bisa? Sopir yang merasa itu sulit dilakukan dan tidak pada jalurnya pun tidak mau melanggar an menyarankan si bapak seperti pejabat tadi turun di halte Cawang Ciliwung (setelah BNN). Alhasil si bapak teriak-teriak marah-marah (telat lah, udah bayar lah, gak jelas lah, dsb) lalu berdiri menendang pintu APTB keras-keras. Seluruh penumpang pun kaget, tapi sopir tetap saja melaju dan berhenti di halte yang seharusnya. Ketika si bapak tadi turun, hebohlah seisi bus mengumpat si bapak. Haahaha… Dan Alhamdulillah saya turun dari halte transit ke Kuningan tanpa membayar lagi. Horeee…nyaman dan hemat!

Yup, dengan banyak kejadian saya temui, saya tetap tidak kapok suatu saat akan naik APTB lagi, terutama kalau berangkat kerja. Ya semoga pelan-pelan bisa dibenahi semua kekurangan yang ada oleh pihak terkait, sosialisasi ditingkatkan, layanan diperbaiki, dansemoga penumpang juga makin sadar menggunakan public transport untuk mengurangi kemacetan.

Selamat mencoba alternatif transportasi baru!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun