Mohon tunggu...
Saiful Hidayanto
Saiful Hidayanto Mohon Tunggu... -

menulis untuk mengungkapkan kebenaran hakiki, dibalik opini-opini yang bias

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saran Untuk FPI Kalau Mau Lengserkan Ahok (Bagian 2 dari…

9 Januari 2015   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:29 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(Sambungan dari Bagian 1...)
Saran yang ketiga, persiapkan diri untuk Pilkada berikutnya. Kalau tidak mau dipimpin Basuki, atau yang sepertinya maka diperlukan persiapan yang matang. Masyarakat Jakarta sebenarnya tidak jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya, walaupun selalu diberitakan bahwa pemilih Jakarta lebih cerdas. Nyatanya..? Hal2 sederhana dapat mempengaruhi pemilih, tidak terkecuali di Jakarta. Secara umum, citra memiliki peran penting di hadapan para pemilih. Untuk demo, Silahkan demo, tapi harus paham bahwa demo tidak akan mampu merubah hal-hal yang signifikan, kecuali reformasi seperti 1998 lalu. Citra FPI saat ini sedang hancur-hancuran. Bukan FPI-nya, tapi citra yang timbul di mata masyarakat. Memang FPI sering rusuh dalam demonya, setidaknya begitu yang sering diberitakan, terlepas dari apa latar belakang dan prosedur-prosedur yang sudah ditempuh yang seringkali diabaikan, setidaknya begitu menurut FPI. Media juga memegang peranan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan citra.  Relawan FPI yang sering terjun ke daerah-daerah bencana hampir tidak pernah ter-ekspos.  Sebaliknya, program gubernur yang biasa-biasa saja atau justru merugikan dapat dipoles sedemikian rupa menjadi 'cantik' di mata masyarakat. Memiliki media akan memberikan kemudahan bagi FPI untuk membentuk citranya sebagaimana seharusnya. Jangan takut dibilang 'riya'. Itu adalah penyakit hati, hanya pelaku amal dan Tuhan yang tahu. Ustadz2 di FPI jauh lebih paham akan hal ini.  Hanya saja, masyarakat butuh tahu apa sih yang dilakukan FPI selain demo.
Itulah tiga saran yang mungkin dapat diterapkan dalam konflik FPI-Basuki. Tulisan ini bukanlah bersifat provokatif, tapi lebih memberikan pendidikan yang baik, bagaimana kita bermain politik dalam koridor konstitusi. Dari kacamata Pemprov DKI terutama Basuki, sikap kritis dari pihak lain harusnya dapat membuat kinerja mereka lebih mantap, kebijakan-kebijakan yang dibuat lebih kuat secara hukum, dan sebagainya. Dari sisi FPI maupun oposisi lainnya, bisa bermain lebih cantik dalam bingkai konstitusi di NKRI tercinta ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun