Mohon tunggu...
Shabrina Azkan Nafisah
Shabrina Azkan Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pelajar dengan harapan bisa melakukan pengembangan diri selama melakukan perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Secara Efektif: Mengatasi Hustle Culture di Tengah Fenomena FOMO dalam Belajar

23 Mei 2023   10:30 Diperbarui: 24 Mei 2023   18:14 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai seorang pelajar, tentu kewajiban utama kita adalah belajar. Baik di lingkungan akademik, seperti sekolah, kuliah, tempat bimbel, maupun di rumah bisa kita gunakan sebagai tempat untuk belajar. Namun, adakalanya kegiatan belajar ini malah menjadikan hidup kita sebagai pelajar tidak beraturan. Apalagi saat musim ujian, banyak pelajar yang lebih mendorong diri mereka untuk belajar dengan keras.

Pikiran untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diperlukan proses yang maksimal pula itu benar. Namun, banyak dari mereka yang salah mengartikan hal tersebut. Belajar secara gila-gilaan, merasa bersalah apabila waktu untuk istirahat banyak, sampai di tahap insecure dan FOMO melihat pencapaian dan progres belajar orang lain. Hingga banyak dari mereka yang memaksakan diri untuk belajar seluruh materi selama 10 sampai 13 jam perhari dengan blocking time dan time management yang buruk. Adanya pemikiran "yang lain udah deket garis finish, sedangkan aku masih baru jalan" membuat mereka lebih mementingkan kegiatan belajar gila-gilaan mereka daripada kesehatan diri mereka.

Tahukah kamu kalau fenomena tersebut merupakan fenomena hustle culture? Hustle culture adalah kondisi yang dapat terjadi ketika kita punya motivasi tinggi melakukan sesuatu demi kesuksesan kita. Dimana pada jam tertentu seharusnya kita sudah beristirahat, tetapi kita tetap bekerja atau belajar. Dengan pikiran untuk mencapai goals, kita harus kerja atau belajar terus-menerus, bisa menyebabkan kita mengalami overwhelmed hingga burnout.

Orang yang terjebak dalam hustle culture percaya bahwa kesuksesan membutuhkan banyak usaha. Mereka percaya bahwa bekerja tanpa henti adalah satu-satunya cara untuk sukses. Mereka juga percaya bahwa jika seseorang melakukan banyak tugas yang bermanfaat, mereka akan merasa berharga. Dari situ timbul rasa bersalah karena mereka percaya bahwa bersantai, menonton film, atau jalan-jalan bukanlah kegiatan yang bermanfaat. Ini menempatkan kita dalam siklus toxic productivity yang membahayakan kesehatan fisik dan emosional kita.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, kita bisa mulai dengan menerapkan cara belajar yang efektif. Ada banyak cara belajar efektif yang bisa kita terapkan dalam hidup kita. Diantaranya, yaitu belajar dengan memperhatikan waktu istirahat, seperti teknik pomodoro, 25 menit belajar lalu 5 menit istirahat dan diulang hingga menciptakan sebuah siklus. Lalu, ada cara belajar dengan sistem penghargaan atau reward system dimana setelah belajar kita bisa memberikan diri kita sebuah reward. Selanjutnya, ada cara belajar dengan memahami konsep dikarenakan belajar dengan menghafal tanpa memahami konsep akan membuat kita lebih mudah untuk melupakannya. Selain itu, adanya kelompok belajar juga bisa digunakan sebagai cara belajar efektif untuk kita. Dengan adanya kelompok belajar, kita bisa saling membantu antaranggota dalam memahami konsep, informasi, serta seluk-beluk hal lainnya.

Intinya waktu produktif dengan waktu istirahat harus seimbang, ingat kalau kesehatan tubuh juga penting. Kita bisa ngelakuin hal yang santai tetapi bisa menambah wawasan baru kita, seperti membaca buku. Yang terakhir adalah kita tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, ingat kalau start dan finish kita dengan orang lain berbeda dan semua orang pasti ada waktunya sendiri untuk bersinar. Selalu ingat bahwa kualitas diri lebih penting daripada kuantitas. Yuk berubah ke arah yang lebih baik dimulai dengan belajar secara efektif!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun